Namun mereka mengaku tidak bisa berpartisipasi secara optimal sebab olahraga di Indonesia belum berkembang dengan baik sebagai industri.
Masih banyak sekali politisasi di dalam bidang ini yang membuat olahraga bukan tempat menjanjikan untuk bisnis.
Contoh negara yang sukses membangun industri olahraganya adalah Inggris dan secara khusus Amerika. Dengan pengelolaan olahraga yang bagus, bukan hanya banyak generasi muda yang ingin menjadikan atlet sebagai profesinya, tapi juga banyak perusahaan swasta yang ingin berinvestasi dan menjadi sponsor.
Statistica.com menyebutkan, pendapatan pasar sponsorship olahraga Amerika Utara diperkirakan sekitar 17,17 miliar dolar AS pada 2018 dan diperkirakan akan tumbuh menjadi lebih dari 20 miliar dolar AS pada 2022.
Sudah menjadi pengetahuan publik, kalau kita belum memiliki lapangan sepakbola yang bagus. Itu baru di bidang sepakbola, belum yang lain.
Kurangnya fasilitas pendukung yang baik membuat bidang olahraga makin tidak atraktif. Kaum muda pun ragu untuk merintis karier di bidang olahraga..
Di samping itu, kalau pun ada sarana yang baik, itu hanya terpusat di Jawa. Para atlet dari daerah harus meninggalkan daerahnya sejak usia dini bila ingin menjadi professional.
Ini tentu membuat sebagian kaum muda akhirnya memutuskan untuk tidak berkarier di dunia olahraga meski punya potensi besar.
Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas, kita memang perlu kebijakan yang lebih strategis di bidang olah raga.
Adalah menarik bahwa dalam beberapa hari belakangan ini pemerintah, melalui Kemeterian Olahraga dan Pemuda, menggagas suatu rancangan strategis yang disebut Desain Besar Olahraga.
Dalam Desain Besar Olahraga Nasional pembinaan dilakukan di antaranya dengan mencari potensi atlet sejak usia sekolah dasar.
Memang sudah seharusnya pemerintah menjadi organisasi induk untuk mengelola olahraga di Indonesia.
Bagaimanapun juga porsi perhatian kita bagi olahraga masih kurang bila dibanding dengan bidang lain. Program pembinaan dan pengelolaan masih perlu disempurnakan.
Oleh karena itu, saya sependapat dengan Menpora Zainudin Amali apabila sebelumnya target kita adalah perolehan medali, maka kini diubah dengan menempatkan targetnya adalah peringkat, bukan perolehan medali.
Artinya, kita tidak akan menjadikan satu cabang sebagai anak emas dan akan menaruh setiap cabang dalam level yang sama.
Dengan begitu, kita bisa berharap bahwa pada masa depan, prestasi olahraga bangsa kita akan lebih baik dari yang sekarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.