KOMPAS.com - Mantan pelatih Barcelona, Quique Setien, membongkar tabir kebobrokan kubu Camp Nou. Menurutnya, tak ada pelatih mana pun yang bisa selamat bekerja di iklim klub seperti di Barca ketika itu.
Quique Setien menjabat sebagai pelatih Barcelona pada 13 Januari 2020.
Eks Real Betis tersebut ditunjuk untuk menggantikan Ernesto Valverde yang sebenarnya membawa Barca ke tangga juara Liga Spanyol selama dua musim melatih.
Barca secara terbuka mencari nama-nama pelatih pengganti saat Valverde masih melatih, mulai dari Xavi Hernandez, Ronald Koeman, Thierry Henry, hingga Mauricio Pochettino.
Namun, mereka semua menolak sebelum pilihan Presiden Josep Maria Bartomeu ketika itu jatuh ke Setien.
Presiden Barcelona tersebut mendepak Valverde ketika Barca berada di puncak klasemen dan lolos ke fase knockout Liga Champions sebagai juara grup.
Akan tetapi, publik dan media terus mengkritik cara Setien menangani klub.
Serangkaian hasil tak maksimal jelang akhir musim membuat Barca akhirnya kehilangan gelar juara Liga ke Real Madrid.
Baca juga: Lionel Messi Pergi, Gerard Pique Sebut Manajemen Barcelona Jadi Biang Keladi
Lebih parah lagi, Barca harus menerima kekalahan memalukan 2-8 kontra FC Bayern di perempat final final Liga Champions, hasil yang memaksa Setien untuk angkat koper tiga hari setelahnya.
Kini, Setien berbicara mengenai mimpi buruknya di Camp Nou tersebut.
"Saya sepenuhnya sadar ketika direkrut Barcelona kalau saya terpilih karena mereka tak ada siapa-siapa lagi," ujarnya seperti dikutip dari TyC Sports.
"Ini adalah satu-satunya kesempatan bagi saya untuk punya kesempatan menangani klub sebesar Barcelona."
"Apa yang saya lihat di Barcelona tak pernah saya lihat sebelumnya selama 40 tahun berkecimpung di sepak bola," ujarnya.
"Para pemain tak bahagia di ruang ganti. Saya tak pernah merasakan atmosfer ruang ganti seperti ini dari ketika saya menjadi pemain bagi Atletico Madrid atau timnas Spanyol sekali pun."
Baca juga: Jawaban Lionel Messi Soal Prospek Bersua Barcelona di Liga Champions
"Suasananya sangat beda."
Ia pun berpendapat pelatih mana pun tak akan sukses jika menangani Barcelona saat itu.
"Siapa pun akan gagal," ujar pelatih yang meninggalkan Barcelona setelah hanya 25 pertandingan tersebut.
Setien berpendapat suasana ketika itu sudah lagi tak kondusif dan Messi memang perlu hengkang setelah bertahun-tahun merasakan kegagalan di Liga Champions.
"Ia perlu penyegaran," ujar Setien.
"Saya telah berulang kali mengatakan Messi adlaah pemain terbaik di dunia sepanjang masa atau setidaknya pada masa saya hidup."
"Saya tentu saja tak bisa melihat Pele secara langsung tetapi saya beruntung bisa melihat Messi selama 14-15 tahun."
"Saya selalu tertarik menyalakan televisi untuk melihat Barcelona dan Messi bermain."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.