KOMPAS.com - Brand value atau nilai merek Barcelona diprediksi akan turun 137 juta euro atau sekitar Rp 2,3 triliun setelah ditinggal Lionel Messi.
Prediksi itu disampaikan salah satu konsultan penilaian merek terkemuka dunia, Brand Finance.
Dalam laporan Brand Finance pada 2021, Barcelona menempati peringkat kedua dalam daftar 50 klub sepak bola dengan nilai merek tertinggi di dunia.
Nilai merek Barcelona ditaksir mencapai 1.266 juta euro. Nilai merek Barcelona hanya kalah dari rival abadinya, Real Madrid, yang mencapai 1.276 juta euro.
Kini, setelah ditinggal Lionel Messi, nilai merek Barcelona diprediksi akan turun 137 juta euro atau 11 persen.
Baca juga: Alasan Lionel Messi Tak Bisa Bermain Secara Gratis bagi Barcelona
Brand Finance juga memprediksi Barcelona akan mengalami kerugian finansial cukup besar setelah ditinggal Lionel Messi.
Barcelona diprediksi akan kehilangan pendapatan sebesar 43 juta euro dari penjualan jersey dan merchandise lainnya.
Pendapatan Barcelona dari setiap pertandingan dikabarkan juga akan menurun sebesar 17 juta euro atau sekitar Rp 286 miliar.
Menurut Teresa de Lemus selaku CEO Brand Finance Spanyol, kepergian Lionel Messi akan sangat memengaruhi ekonomi Barcelona.
Sebab, Lionel Messi adalah seorang bintang yang sangat berpengaruh terhadap nilai merek Barcelona.
Baca juga: Meski Fans Real Madrid, Nadal Sedih Lihat Messi dan Barcelona Pisah
"Kehadiran Lionel Messi membuat Barcelona bisa memungkikan menarik banyak penggemar, konsumen, pemain, pelatih, hingga kesepakatan bisnis. Tidak ada yang meragukan itu," kata Teresa de Lemus dikutip dari situs Mundo Deportivo.
"Kepergian Lionel Messi bisa membuat Barcelona merugi dan menyebabkan penurunan nilai merek klub," tutur Teresa de Lemus menambahkan.
Pada Februari 2021, Joan Laporta yang kini menjabat sebagati Presiden Barcelona sempat menyinggung kontribusi Lionel Messi di luar lapangan.
Joan Laporta kala itu menyatakan bahwa Lionel Messi telah menyumbang sepertiga dari total pemasukan Barcelona.
“Messi bertanggung jawab terhadap 8,2 persen profit Barcelona. Semua sponsor meminta kehadirannya,” kata Laporta dikutip dari situs Marca pada 2 Februari 2021.
"Messi menghasilkan lebih banyak profit dibanding gaji yang dia terima. Studi yang kami jalankan membuktikan dia menyumbang sepertiga total pendapatan Barcelona,” ucap Laporta menambahkan.
Baca juga: Alasan Nomor 10 Lionel Messi Tidak Bisa Dipensiunkan Barcelona
Pernyataan itu diungkapkan Laporta tidak lama setelah salah satu media Spanyol, El Mundo, membocorkan detil kontrak Lionel Messi di Barcelona.
Dalam laporannya El Mundo mengklaim nilai kontrak Lionel Messi di Barcelona mencapai 555 juta euro atau sekitar Rp 9,4 triliun.
Angka itu tertulis dalam kontrak Lionel Messi yang terakhir kali diperpanjang Barcelona pada November 2017.
El Mundo kala itu juga mengklaim nilai kontrak Lionel Messi di Barcelona yang berakhir pada Juni 2021 merupakan yang tertinggi dalam sejarah olahraga dunia.
Tidak lama setelah laporan El Mundo dirilis, banyak kalangan menilai Lionel Messi adalah penyebab utama krisis finansial Barcelona.
Seperti diketahui, Barcelona sempat dikabarkan terancam bangkrut karena terlilit utang sebesar 1.173 juta euro atau sekitar Rp 20 triliun pada Januari 2021.
Baca juga: Kepergian Messi, Nestapa bagi Mereka yang Pernah Berbagi Ruang Ganti
Hingga saat ini, Barcelona masih menghadapi krisis finansial.
Hal itu dibuktikan dengan kegagalan Barcelona melanjutkan kerja sama dengan Lionel Messi.
Barcelona dan Lionel Messi sebenarnya sudah menyepakati kontrak anyar berdurasi lima tahun sampai Juni 2026.
Menurut Laporta, Lionel Messi sudah rela hanya dibayar dua tahun dalam kontrak barunya agar bisa bertahan di Barcelona.
Namun, kesepakatan itu pada akhirnya tidak berguna.
Sebab, Barcelona tetap tidak bisa mendaftarkan Lionel Messi karena terhalang oleh aturan pembatasan gaji pemain LaLiga yang akan diterapkan musim depan.
Aturan pembatasan gaji tersebut dibuat LaLiga setelah melihat kondisi keuangan seluruh tim peserta yang terdampak pandemi.
Baca juga: 3 Dosa Bartomeu yang Berujung Messi Hengkang dari Barcelona
Aturan LaLiga menyatakan bahwa beban gaji sebuah klub tidak boleh melebihi 70 persen dari total pendapatan.
Pada posisi saat ini, Barcelona masih berada di atas limit tersebut bahkan setelah ditinggal Lionel Messi.
Itu artinya, Barcelona wajib melepas atau memotong gaji pemain yang ada saat ini agar bisa sesuai dengan aturan LaLiga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.