KOMPAS.com - Pelatih kawakan asal Portugal, Jose Mourinho, turut berkomentar soal pemilihan pemain muda timnas Inggris, Bukayo Saka, sebagai algojo penalti pada final Euro 2020 kontra Italia.
Partai puncak Euro 2020 antara Inggris dan Italia yang berlangsung di Stadion Wembley, London, pada Senin (12/7/2021) dini hari WIB itu harus ditentukan lewat adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga babak tambahan waktu usai.
Adapun satu gol untuk timnas Inggris dicetak oleh bek kiri Manchester United, Luke Shaw, kala laga baru berjalan 1 menit 57 detik.
Sementara itu, gol penyeimbang yang dicetak Italia tercipta melalui aksi bek Juventus Leonardo Bonucci pada menit ke-67.
Baca juga: Skor 1-1 Bertahan, Final Euro 2020 Italia Vs Inggris Ditentukan via Adu Penalti
Kedua tim kemudian tak mampu mencetak gol tambahan hingga waktu normal dan extra time usai. Laga pun harus berlanjut ke babak adu penalti.
Pada babak adu penalti inilah pelatih Inggris, Gareth Southgate, mengambil keputusan yang mengundang pertanyaan banyak pihak.
Dia menunjuk pemain 19 tahun milik Arsenal, Bukayo Saka, untuk menjadi penendang kelima dalam adu penalti kontra Italia.
Selama waktu normal, Saka yang datang dari bangku cadangan masuk pada menit ke-70, menggantikan Kieran Trippier.
Baca juga: Kisah Bukayo Saka Lebih Pilih Bela Timnas Inggris Ketimbang Nigeria
Di samping itu, Southgate juga menunjuk Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang baru masuk pada pengujung extra time, tepatnya menit ke-120. Mereka masuk menggantikan Jordan Henderson dan Kyle Walker.
Pemilihan ketiga pemain tersebut mungkin tak akan menjadi masalah jika mereka mampu menjalankan tugas dengan baik saat adu penalti.
Namun, kenyataannya mereka gagal setelah dua penendang pertama yang ditunjuk Southgate, Harry Kane dan Harry Maguire, sukses membobol gawang Gianluigi Donnarumma.
Kegagalan Rashford, Sancho, dan Saka melancarkan langkah Italia untuk meraih trofi Euro 2020.
Baca juga: Inggris Kalah Adu Penalti, Lampard dan Shearer Kompak Kritik Rashford
Saat mereka gagal menjalankan tugas, tiga penendang dari Italia berhasil menaklukkan kiper Inggris, Jordan Pickford.
Alhasil, Italia keluar sebagai pemenang dengan keunggulan 3-2 atas Inggris pada babak adu penalti.
Sementara itu, Inggris melawatkan peluang emas untuk mengakhiri puasa gelar yang sudah mereka alami sejak kali terakhir menjuarai Piala Dunia 1966, 55 tahun silam.
Setelah melihat hasil ini, Jose Mourinho menjadi salah satu pihak yang mempertanyakan keputusan Southgate dalam memilih algojo penalti.
Baca juga: Inggris Kalah Adu Penalti - Roy Keane Serang Pemain Senior, Sindir Bocah Pemalu
Semula, Mourinho berfokus pada penunjukkan Saka yang ia nilai masih terlalu muda untuk menanggung beratnya beban sebagai eksekutor penalti, terlebih lagi di laga final.
Dalam mengutarakan pendapatnya terkait pemilihan Saka, Mourinho bahkan menyelipkan kecurigaan dengan menyebut adanya pemain yang lari dari tanggung jawab saat adu penalti.
"Saka memegang nasib tim di pundaknya. Saya pikir beban itu terlalu berat untuk pemain seusianya," kata Mourinho, dikutip dari Goal.
"Akan tetapi, saya tidak tahu apakah saya harus menanyakan pertanyaan itu kepada Gareth Southgate atau tidak. Sebab, seringkali yang terjadi adalah pemain yang seharusnya ada, mereka tidak ada."
"Pemain yang seharusnya ada, justru lari dari tanggung jawab," ujar Mourinho yang menaruh kecurigaan di balik pemilihan algojo penalti Inggris.
Setelah berbicara terkait penunjukan Saka, Mourinho melanjutkan pendapatnya terkait pemilihan Rashford dan Sancho yang menit bermainnya sangat minim.
Baca juga: Drama di Stadion Wembley, Adu Penalti Kubur Mimpi Timnas Inggris
Dia pun mempertanyakan keberadaan pemain yang terbilang lebih senior seperti Raheem Sterling, John Stones, hingga sang pencetak gol, Luke Shaw.
"Gareth adalah pria yang jujur dan pelatih yang protektif sehingga saya tidak yakin dia akan mengatakan pemain A atau pemain B melarikan diri atau bahkan mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak siap (mengambil penalti)," ujar Mourinho.
"Saya tidak tahu yang sebenarnya dalam kasus ini, tetapi saya pikir tidak masalah apakah Anda seorang penendang penalti yang hebat atau tidak. Dalam situasi ini, di mana Raheem Sterling? Di mana John Stones? Di mana Luke Shaw?"
"Mengapa Jordan Henderson atau Kyle Walker tidak bertahan di lapangan? Kenyataannya, sangat sulit bagi Rashford dan Sancho untuk datang dan mengambil penalti setelah baru satu kali menyentuh bola," tutur mantan pelatih Chelsea, Man United, dan Tottenham Hotspur tersebut.
Baca juga: Inggris Tumbang di Final Euro 2020, Perasaan Harry Kane Hancur
Terkait pemilihan algojo penalti, Southgate sebelumnya telah menjelaskan bahwa keputusan sepenuhnya ada pada dirinya dan diambil berdasarkan proses latihan.
"Soal penalti, itu keputusan saya. Itu sepenuhnya ada di tangan saya. Saya memutuskan penendang penalti berdasarkan apa yang telah mereka lakukan dalam latihan," kata Gareth Southgate.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.