Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Drama di Stadion Wembley, Adu Penalti Kubur Mimpi Timnas Inggris

Kompas.com - 12/07/2021, 17:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak begitu jelas apakah itu memang taktik yang diterapkan oleh pasukan asuhan pelatih Gareth Southgate atau memang mereka terpaksa bertahan dalam membendung tim Italia yang mempercepat tempo permainan.

Pada babak pertama, Inggris hanya memerlukan waktu dua menit untuk membobol gawang lawan.

Namun, Italia, dengan meningkatkan irama permainan, butuh waktu 22 menit (menit ke-67) saat Leonardo Bonucci, pemain dengan nomor punggung 19, menyamakan skor 1–1.

Angka 22 menjadi menarik karena nomor punggung pencetak goal Inggris, Luke Shaw (3) dan Bonucci, pemain Italia nomor punggung 19, bila dijumlah menjadi 22 juga.

Drama adu penalti

Laga berakhir 1-1 hingga waktu normal usai dan berlanjut ke perpanjangan waktu. Namun, sampai extra time berakhir, kedua tim tak juga mampu untuk mencetak gol.

Tidak ada pilihan lain, laga final Piala Eropa 2020 itu pun harus ditentukan dengan mekanisme adu penalti.

Pada adu penalti inilah, Italia mengukuhkan dirinya keluar sebagai juara UEFA Euro 2020.

Sangat mirip dengan apa yang terjadi di Copa America, tim yang diunggulkan dan bermain di kandang sendiri mengalami kegagalan meraih piala kejuaraan.

 

Inggris bermain di Stadion Wembley dikalahkan Italia dalam laga final kejuaraan Piala Eropa.

Di luar lapangan, sebenarnya peperangan sejati memang berlangsung sengit, adu cerdas dalam menyusun strategi, dan merangkai taktik antara Roberto Mancini (Italia) melawan Gareth Southgate.

Hasil pertandingan memang tidak semata merupakan capaian dari para serdadu belaka di lapangan, tetapi tetap ada pengaruh besar dari para pengasuhnya.

Usai pertandingan, penjaga gawang Italia Gianluigi Donnarumma kelahiran Napoli tahun 1999 dinobatkan sebagai "The Best Player", sementara tim Italia dikukuhkan sebagai juara Euro 2020.

Ada catatan menarik seusai pertandingan ini. Sebuah lelucon muncul, kekalahan Inggris ialah akibat sang pelatih Inggris, Gareth Southgate, ternyata masuk stadion melalui pintu utara, sehingga timnya mengalami "sial" dan kalah dalam adu penalti.

Pada setiap pertandingan pasti akan ada tim yang menang dan tim yang kalah. No Problem, Next Time Better. Complimenti e buona fortuna Italia!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com