KOMPAS.com - Pelaksanaan kompetisi musim 2021 bakal sangat berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Banyak penyesuaian harus dilakukan untuk menyelenggarakan kompetisi yang aman di tengah pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah wacana penerapan sistem bubble atau gelembung, di mana pertandingan Liga 1 akan dilakukan secara terkonsentrasi di suatu wilayah dalam satu periode.
Sistem ini dinilai paling aman untuk menyelenggarakan kompetisi 2021 di tengah pandemi. Namun, sisi negatifnya, tim tidak bisa bermain di kandang sendiri.
Pemain senior Bali United, Leonard Tupamahu, menyadari betul banyaknya penyesuaian yang akan dilakukan termasuk membuat klub dan pemain harus kehilangan hak spesial untuk tampil di rumah sendiri.
Baca juga: Pelatih Persib Puji Sikap PSSI Terkait Keputusan Promosi-Degradasi Liga 1 2021
Menurut Leonard, tantangan terbesar bukan ada di pundak klub atau pemain, tetapi PSSI dan PT LIB sebagai pembuat regulasi.
Federasi dan operator tidak hanya dituntut menciptakan sebuah kompetisi aman, tetapi juga adil bagi seluruh tim peserta. Sehingga, tidak ada yang merasa diuntungkan atau dirugikan dalam setiap penyesuaian sistem kompetisi.
“Kami sebagai pemain atau klub harus bisa mengerti dengan situasi pandemi sekarang,“ tutur mantan pemain Borneo FC tersebut.
“Tinggal PSSI menjalankan kebijakan dan aturan seadil-adilnya agar klub-klub di luar Jawa juga bisa tenang dan aman dalam kompetisi Liga 1,” imbuhnya.
Sistem gelembung sendiri satu dari sekian ide penyesuaian yang sedang dipertimbangkan PSSI.
Baca juga: Resmi, Liga 1 dan 2 Musim 2021-2022 Ada Promosi dan Degradasi
Masih ada kebijakan protokol kesehatan kompetisi yang sampai saat ini masih disimpan.
Belum lagi, terdapat isu-isu lain seperti wacana perampingan kuota pemain asing menjadi tiga orang, serta regulasi pemain muda yang ada di setiap musimnya.
Leonard Tupamahu tidak mau berspekulasi macam-macam. Dia hanya memiliki satu harapan kompetisi bisa kembali berjalan dan tepat waktu.
“Kalau soal tanggal pelaksanaan, saya berharap semuanya bisa tepat waktu,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.