“Kasus-kasus korupsi FIFA dan UEFA di masa lalu telah menunjukkan bahwa mereka tak lebih baik dari pendiri Super League”, katanya.
Pascakasus korupsi Nurdin Halid, FIFA pernah mempersulit pemerintah Indonesia saat mereformasi PSSI.
Baca juga: Penyokong Dana Super League Layangkan Permintaan Maaf
Menurut Indro, ini saat yang tepat bagi klub-klub di Indonesia, Pemerintah Daerah, PSSI dan para penggemar, memperbaiki industri sepak bola.
“Kita harus dukung ide bahwa komunitas penggemar dapat memiliki klub sepakbola seperti yang terjadi di Jerman,” ujarnya.
Sementara itu, Zoya Amirin menjelaskan bahwa keserakahan pada apapun merupakan libido alami dari manusia.
“Saya tak percaya upaya mewujudkan Super League akan berhenti sampai di sini,” tuturnya.
Menurut Zoya, kapitalisme tidak akan menyerah begitu saja sehingga kritik kepadanya harus terus dilangsungkan.
Menutup diskusi tersebut, John Muhammad menjelaskan bahwa PHI berkepentingan untuk memperjuangkan enam prinsipnya, terutama keadilan sosial dan demokrasi partisipatoris dalam melawan krisis iklim.
“Diskusi ini adalah bagian dari upaya mencari solusi dari krisis iklim dan demokrasi di Indonesia melalui olahraga dan sepak bola adalah ruang warga yang harus dilindungi supaya tetap sehat, bersih, adil dan lestari,” tutur John.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.