SOLO, KOMPAS.com - PSM Makassar menutup Piala Menpora 2021 dengan hasil yang kurang baik seusai tumbang dari PS Sleman dengan skor 1-2 pada perebutan tempat ketiga di Stadion Manahan Solo, Sabtu (24/4/4) kemarin.
Secara hasil, pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Batola, mengaku menerima hasil pertandingan tersebut.
Hanya, dia masih mempertanyakan hukuman penalti yang diberikan kepada timnya.
PSM Makassar diganjar hukuman oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan, Thoriq Alkatiri, seusai Hasyim Kipuw dianggap melanggar Irkham Zahrul Mila di kotak penalti pada menit ke-28.
Penalti itu sukses dieksekusi Irfan Jaya, yang membawa PS Sleman unggul terlebih dahulu atas PSM Makassar.
Baca juga: Kata Dejan Antonic Usai PSS Kalahkan PSM dengan 10 Pemain
Hal itulah yang menurut Syamsuddin Batola menganggu mental pemain Juku Eja, julukan PSM, hingga sempat drop.
Padahal, sebelum terjadinya penalti tersebut, kedua tim bermain terbuka dengan jual beli serangan yang membuat laga berlangsung seru.
"Tadinya pertandingan sama-sama menyerang, artinya bagus. Ya tetapi saya juga merasa yang bola penalti ini kontroversial," ujar Syamsuddin Batola.
"Terlalu cepat padahal pelanggarannya, saya kurang tahu, apakah pelanggaran atau tidak karena jauh dari saya. Itu yang jadi masalah, akhirnya pemain saya drop di pertandingan ini," katanya.
Baca juga: Jadwal Final Piala Menpora 2021, Leg Kedua Persib Vs Persija Malam Ini
Hal senada juga disampaikan Hasyim Kipuw sebagai pemain yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut.
Dia menyerahkan kepada masyarakat yang menonton pertandingan untuk menilai apakah kontak fisik yang dilakukan dengan pemain lawan dapat dikatakan sebagai pelanggaran atau tidak.
Hasyim Kipuw pun berharap ke depan kepemimpinan wasit akan lebih baik lagi sehingga tidak ada keputusan yang dapat merugikan salah satu tim dan merusak sportivitas pertandingan.
"Untuk masalah penalti, saya serahkan semua ke penonton. Saya tidak bisa menyalahkan karena memang itu keputusannya sudah terjadi dan sudah ditiup," ucap pemain berusia 32 tahun itu.
"Kalau belum ditiup mungkin kami masih bisa, tetapi semua kembali ke masyarakat. Semua bisa buat kesalahan mungkin ke depan Indonesia lebih baik lagi wasitnya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.