Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat 8 Rekor Buruk, Arema FC Menanti Tuah Renovasi Manahan

Kompas.com - 16/03/2021, 21:29 WIB
Suci Rahayu,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Arema FC tergabung dalam Grup A Piala Menpora 2021 yang akan bertanding di Stadion Manahan Solo.

Hasil drawing tersebut membuka cerita lama mengenai mitos kutukan Singo Edan di Kandang Persis Solo dan Bhayangkara Solo FC.

Baca juga: Jadwal Piala Menpora 2021, Kapan Persib dan Persija Main?

Kebetulan atau tidak Arema FC selalu kesulitan memetik kemenangan di stadion kebanggan masyarakat Kota Solo tesebut.

Tidak peduli lawannya, baik tim tuan rumah maupun tim-tim lain pada event-event tertentu. Setiap pertandingan yang diselenggarakan di Stadion Manahan selalu alot untuk Arema.

Rentetan kekalahan tersebut menciptakan sebuah mitos tersendiri. Pelatih Arema FC, Kuncoro mengakui keangkeran stadion yang dibangun pada tahun 1989.

Selama 9 musim mengawal Arema, Kuncoro menjadi saksi hasil-hasil kurang memuaskan yang didapatkan.

Namun dia tidak mau ambil pusing dan tidak ingin hasil tidak maksimal yang diraih berlindung di balik embel-embel mitos.

“Mitos itu jangan dipikir, karena kita punya Tuhan. Kalau mikir mitos, malah akan membebani diri sendiri, karena takut kalah,” kata Kuncoro.

Tercatat sejak musim 2006 Arema sudah menjalani sekitar sembilan pertandingan berkapasitas 35 ribu penonton tersebut. Delapan diantaranya berakhir dengan kekalahan.

Babak 8 Besar Ligina 2006 Wilayah Barat

Arema tercatat menjalani tiga pertandingan Babak 8 Besar Ligina 2006 Wilayah Barat. Saat itu mereka melawan PSIS Semarang, Persiba dan Persik Kediri. Semua pertandingan tersebut diselenggarakan di Stadion Manahan Solo.

Hasilnya Singo Edan merasakan tiga kekalahan beruntun. 0-1 dari PSIS Semarang, 0-3 dari Persiba dan 0-1 dari Persik Kediri.

 

Final Piala Indonesia 2010

Mitos Stadion Manahan begitu terasa pada laga Final Piala Indonesia 2010 silam. Kala itu Singo Edan tumbang dengan skor dramatis 1-2 dari Sriwijaya FC.

Padahal dari fase grup, babak 16 besar, perempat final hingga semifinal Arema begitu mendominasi. Bahkan mereka berhasil sapu bersih semua pertandingan dengan kemenangan tanpa kekalahan maupun hasil seri. Menjadikan mereka favorit juara saat itu.

Asisten pelatih Arema FC, Kuncoro.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Asisten pelatih Arema FC, Kuncoro.

Sementara kubu Sriwijaya FC justru sebaliknya. Mereka tampil tidak diunggulkan. Bahkan mereka sempat nyaris tersingkir di babak perempat final dan semifinal.

 

ISL 2011-2012

Kutukan berlanjut pada pertandingan pekan ke-25 ISL 2011-2012 yang mempertemukan Persija Jakarta.

Kala itu Persija Jakarta tidak mendapat izin penggunaan Stadion Gelora Bung Karno terpaksa menjadi tim musafir di Stadion Manahan Solo.

Namun keuntungan tersebut justru gagal dimanfaatkan Arema. Singo Edan tumbang dengan skor tipis 1-0.

Ironisnya kekalahan tersebut membuat Arema semakin berdarah-darah keluar dari zona degradasi.

 

 

Pemain Arema musim 2015, Samsul Arif Munif. KOMPAS.com/Suci Rahayu Pemain Arema musim 2015, Samsul Arif Munif.

Semifinal Inter Island Cup 2012

Semifinal Inter Island Cup 2012 mengulang kembali final Piala Indonesia 2010 yang mempertemukan Arema dengan Sriwijaya FC di Stadion Manahan.

Alih-alih membalas kekalahan yang lalu, Arema justru terpeleset dengan skor akhir 1-0 untuk Sriwijaya FC. Hasil tersebut otomatis membuat Arema gagal melaju ke final.

 

Semifinal Piala Presiden 2015

Arema bertemu kembali Sriwijaya FC dan Stadion Manahan pada partai semifinal Piala Presiden 2015.

Pada pertandingan ini mitos mlempemnya Arema FC Stadion Manahan menjadi buah bibir publik. Bahkan menjadi headline di sejumlah media cetak dan digital kala itu.

Hasilnya pun sesuai prediksi. Sriwijaya FC berhasil menang tipis 2-1. Sekaligus memperpanjang mitos Arema yang tidak pernah menang di Stadion Manahan.

Penjaga gawang Arema, Kurnia Meiga saat babak 8 besar Piala Presiden 2017 melawan Sriwijaya FC yang berakhir dengan skor 1-0 di Stadion Manahan Solo, Minggu (26/02/2017) malam. KOMPAS.com/Suci Rahayu Penjaga gawang Arema, Kurnia Meiga saat babak 8 besar Piala Presiden 2017 melawan Sriwijaya FC yang berakhir dengan skor 1-0 di Stadion Manahan Solo, Minggu (26/02/2017) malam.

Perempat Final Piala Presiden 2017

Arema FC akhirnya berhasil mematahkan mitos Stadion Manahan di ajang Piala Presiden 2017. Arema FC yang berhasil lolos sebagai grup 2 bertemu kembali dengan musuh lamanya, Sriwijaya FC.

Pada pertemuan ketiga tersebut Singo Edan berhasil menang tipis 1-0. Ini menjadi perayaan kemenangan pertama Arema FC di Stadion Manahan dalam pertandingan resmi.

Istimewanya lagi setelah berhasil mematahkan mitos tersebut, Singo Edan berhasil melaju sampai pucuk dan membawa pulang trofi Piala Presiden 2017.

 

Perempat Final Piala Presiden 2018 (sriwijaya FC 3-1)

Takdir kembali mempertemukan Arema FC, Sriwijaya FC dan Stadion Manahan pada perempat final Piala Presiden 2018.

 

Pemain Arema FC Dendi Santoso (tengah) dijaga ketat dua pemain Sriwijaya FC saat babak 8 Besar Piala Presiden 2018 yang berakhir dengan skor 3-1 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah (04/02/2018) Minggu malam. KOMPAS.com/Suci Rahayu Pemain Arema FC Dendi Santoso (tengah) dijaga ketat dua pemain Sriwijaya FC saat babak 8 Besar Piala Presiden 2018 yang berakhir dengan skor 3-1 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah (04/02/2018) Minggu malam.

Datang sebagai juara bertahan, Arema bertekad mengulang kembali pertemuan sebelumnya. Namun Dewi Fortuna berkata lain. Singo Edan justru dipaksa pulang lebih cepat setelah Laskar Wong Kito berhasil unggul 3-1.

 

Piala Menpora 2021

Kini Arema FC kembali mengasah asa di Piala Menpora 2021. Datang membawa motivasi besar pasca penghentian Liga 1 2020, Arema FC memutuskan menutup mata dengan mitos Stadion Manahan.

“Mitos itu tidak ada, mau main di mana pun, yang terpenting masih di lapangan. Jadi tidak masalah bagi saya,” kata Kuncoro.

Kuncoro pun optimis Arema FC bisa melawan mitos yang disebut sebagai belenggu pengganggu mental bertanding. Dia menegaskan Arema FC sudah pernah mematahkan mitos

Johan Ahmad Alfarizi saat latihan perdana bersama Arema FC untuk persiapan Piala Menpora 2021 di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (22/02/2021) sore.KOMPAS.com/Suci Rahayu Johan Ahmad Alfarizi saat latihan perdana bersama Arema FC untuk persiapan Piala Menpora 2021 di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (22/02/2021) sore.

tersebut dan akan berusaha kembali mengulanginya.

“Makanya, kami tetap optimistis dan memilih tidak mempercayai mitos-mitos apapun. Kami akan berjuang meraih kemenangan demi kemenangan,” tutur pelatih asal Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Arema FC pun sangat bisa mematahkan mitos yang sudah menghantui sejak era Liga Indonesia 2000 tersebut.

Selain punya motivasi yang besar, tim kembanggaan Aremania tersebut juga datang dengan persiapan matang di Piala Menpora.

Manajemen memutuskan untuk mempertahankan mayoritas komposisi pemain di musim 2020.

Sehingga tim tidak harus lagi memulai persiapan dari bawah. Kedalaman pemain pun ditambah dengan mendatangkan pemain-pemain yang dirasa mampu memaksimalkan potensi masing-masing lini.

Tekad Arema untuk mematahkan mitos tersebut juga ikut terbantu dengan renovasi terbaru Stadion Manahan.

Harapannya dengan wajah baru hasil renovasi mampu merubah atmosfer stadion kebanggan masyarakat Surakarta. Pemain Arema FC bisa lepas dari belenggu mitos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com