Di Tengah Rumor Masa Depan Ronaldo, Solskjaer Ingin Bawa CR7 Pulang ke Man United?

KOMPAS.com - Ole Gunnar Solskjaer mengungkapkan dua pemain yang ingin ia latih di skuad Manchester United saat ini.

Kedua pemain tersebut adalah mantan rekannya di Man United, yakni Roy Keane dan Cristiano Ronaldo.

Solskjaer menghabiskan sembilan musim bersama Roy Keane di Old Trafford, markas Manchester United, dan sama-sama meraih treble winner pada 1999.

Roy Keane sendiri pernah mengenanakan ban kapten dan menjadi salah satu pemain berpengaruh di skuad besutan Sir Alex Ferguson kala itu.

Baca juga: Cagliari Vs Juventus: Diterpa Badai Kritik, Ronaldo Buru Rekor Baru

Karena itulah, Solskjaer menilai kehadiran Roy Keane di skuadnya bakal memberikan dampak besar.

"Tentu saja, ada beberapa mantan rekan setim saya yang ingin saya datangkan ke tim ini," kata Ole Gunnar Solskjaer, sebagaimana dilansir dari Mirror.

"Saya akan senang dengan Roy Keane, tetapi saya tidak yakin bisa menanganinya. Saya akan merekrutnya setiap hari, Roy sangat berpengaruh dulu."

Selain Roy Keane, Solskjaer juga mengungkapkan keinginannya untuk melatih Cristiano Ronaldo.

Solskjaer sempat berbagi ruang ganti dengan Ronaldo selama empat tahun sebelum ia gantung sepatu alias pensiun pada 2007.

"Saya bermain dengan Cristiano Ronaldo dan dia telah menjadi pemain terbaik di dunia bersama Lionel Messi selama 10-15 tahun terakhir," ujar Solskjaer.

"Anda pasti akan membawa pemain seperti Cristiano ke tim Anda," tutur Solskjaer melanjutkan.

Baca juga: Ronaldo Raja Liga Champions, Juventus Telah Gagal Selama 26 Tahun...

Menariknya, pernyataan Solskjaer itu muncul di tengah masa depan Cristiano Ronaldo yang sedang menjadi topik hangat.

Kegagalan di Liga Champions 2020-2021 membuat sejumlah pihak meminta Juventus untuk menjual sang megabintang pada musim panas nanti.

Eks Presiden Juventus, Giovanni Cobolli Gigli, bahkan menyebut Juve telah membuat keputusan salah dengan membeli Cristiano Ronaldo dari Real Madrid pada 2018.

"Apakah membeli Cristiano Ronaldo adalah sebuah kesalahan? Tentu saja ya," kata Cobolli dilansir dari Marca.