KOMPAS.com - Thomas Tuchel memperkenalkan pendekatan berbeda dari sang pendahulu, Frank Lampard, yang menerapkan bermacam aturan ketat yang disertai denda.
Chelsea tengah menikmati momen bulan madu sejak mereka meminang Thomas Tuchel sebagai pelatih per 27 Januari silam.
Mengisi pos peninggalan Frank Lampard yang dipecat dari kursi peracik strategi Chelsea, Thomas Tuchel melesatkan tim beralias The Blues kembali ke papan atas Liga Inggris.
Bersama Tuchel, Chelsea tak terkalahkan dalam 9 pertandingan teraktual di semua ajang.
Kini The Blues ada di undakan nomor empat klasemen Liga Inggris 2020-2021 via raihan 50 poin dari 28 laga.
Baru sekitar dua bulan menukangi Chelsea, Tuchel telah berhasil membawa perubahan segar.
Baca juga: Kepribadian Menarik Thomas Tuchel Iringi Kebangkitan Chelsea
Bukan cuma mengenai penerapan taktik dan strategi di lapangan, tapi juga soal pemberlakuan aturan dan denda.
Berbeda halnya dengan Frank Lampard, Tuchel tak terlalu rewel soal sistem denda di Chelsea.
Seperti yang sudah tersebar di media, semasa era kepelatihan Lampard Chelsea menerapkan sistem denda yang sangat detail.
Contohnya, pemain The Blues bakal didenda uang senilai 20 ribu pound (sekitar 400 juta rupiah) andai telat datang berlatih.
Apabila telepon Olivier Giroud dkk berbunyi saat sesi makan bersama atau pertemuan tim, denda senilai 1.000 pound (20 juta rupiah) sudah pasti menanti.
Menanggapi hal itu, Tuchel punya caranya sendiri untuk mendisiplinkan skuadnya.
“Saya percaya bahwa orang bisa datang tepat waktu karena sebuah tim itu seperti keluarga. Jika Anda ingin hidup bersama dengan harmonis, semua orang perlu menerima nilai-nilai tertentu tentang bagaimana keluarga tersebut dijalankan,” kata Tuchel yang pernah menukangi Borussia Dortmund dan PSG.
Baca juga: Edouard Mendy Ungkap Sifat Thomas Tuchel yang Sukses Buat Chelsea Bangkit
“Saya lebih percaya dan merasakan nilai-nilai yang sama itu, serta meyakinkan mereka tentang hal tersebut, daripada menerapkan aturan disertai dengan denda,” ujarnya lagi.
Bagi Tuchel, otoritas tim tak sepenuhnya menjadi milik pelatih. Para pemain dirasanya sudah cukup profesional untuk mengatur diri mereka sendiri.
“Saya tak menentang adanya denda. Namun, itu seharusnya jadi urusan ruang ganti, sesuatu yang diselesaikan oleh pemain berpengalaman. Mereka menenentukan aturan sendiri dengan denda,” ucap Tuchel.
“Semua pemain sekarang datang tepat waktu. Inilah yang jadi perhatian saya. Jika pemain datang pada pukul 10.01, 09.59, atau berapa pun, saya bukanlah polisi di sini. Saya tak akan berada di dekat jendela dan memeriksa jam,” tutur Tuchel menambahkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.