"Kami memiliki budaya di Man United yang ingin kami pertahankan, sebuah tradisi, dibangun dari Sir Matt Busby dan Sir Alex, yakni kecepatan, kekuatan, serangan kilat."
Baca juga: Man City Vs Man United, Guardiola Tak Gentar dengan Rekor Tandang Setan Merah
"Kami semua memiliki filosofi dan keyakinan untuk memenangi pertandingan sepak bola," ujar Solskajer menegaskan.
"Ada banyak cara berbeda untuk sukses, saya pikir kami sebagai klub telah sukses."
"Saya merasa kami meningkat dan semakin dekat untuk memenangi banyak hal."
Manchester United belum kembali sebagai tim langganan peraih trofi di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer sejak 2018 hingga saat ini.
Baca juga: Alasan Man United adalah Tim Terbaik untuk Setop Keran Gol Man City
Setan Merah, julukan Man United, sering kali tampil inkonsisten dan kecenderungan itu berujung pada banyaknya laga yang gagal dimenangkan, fenomena yang juga terjadi pada musim 2020-2021.
Man United baru mengoleksi 51 poin dari 27 laga, terpaut 14 poin dari Man City di puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Kendati demikian, Solskjaer tetap percaya akan filosofinya dan enggan terpengaruh oleh gaya bermain para manajer di tim lain.
"Saya selalu percaya dengan cara saya bermain sepak bola dan terkadang Anda melihat manajer lain dan berpikir Anda akan mengadopsi satu hal kecil dari cara bermainnya," ucap Solskjaer.
"Sama halnya ketika saya masih jadi pemain. Saya tidak meniru Becks (David Beckham), tetapi saya selalu ingin mengoper bola sebaik Becks."
"Saya tidak bisa menjadi pemain yang sama seperti Giggsy (Ryan Giggs), tetapi saya berharap bisa menggiring bola sebaik Giggsy dan jadi yang terdepan," tuturnya menjelaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.