KOMPAS.com - Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, mengaku sempat frustrasi seusai dipermalukan Manchester United yang diasuh Ole Gunnar Solskjaer.
Momen itu terjadi pada 16 besar Liga Champions musim 2018-2019 ketika Tuchel masih melatih Paris Saint-Germain.
PSG asuhan Thomas Tuchel saat itu gagal melangkah ke perempat final seusai kalah agresivitas gol tandang dari Man United dalam agregat 3-3.
Cara PSG tersingkir kala itu terbilang sangat tragis. Sebab, PSG sempat mempermalukan Man United 2-0 di Stadion Old Trafford pada laga leg pertama.
Namun, keunggulan itu tidak bisa dimanfaatkan PSG setelah kalah 1-3 pada laga leg kedua.
Kekalahan PSG terlihat lebih menyakitkan karena gol kemenangan Man United di Stadion Parc des Princes diciptakan Marcus Rashford pada menit ke-90+4 melalui titik penalti.
Baca juga: Jelang Chelsea Vs Man United, Tuchel Bandingkan Cavani dengan Giroud
Penalti itu didapat Man United setelah Presnel Kimpembe tidak sengaja melakukan handsball ketika mencoba menghadang tendangan Diogo Dalot.
Para pemain PSG pada awalnya sempat melakukan protes.
Namun, wasit tidak mengubah keputusannya karena sudah memastikan insiden tersebut dengan melihat layar Video Assistant Referee (VAR) di pinggir lapangan.
PSG dan Thomas Tuchel pada akhirnya harus menerima kenyataan tersingkir dari 16 besar Liga Champions 2018-2019 karena kalah agresivitas gol tandang dari Man United.
Terdekat, Tuchel akan kembali menghadapi Solskjaer saat Chelsea menjamu Man United di Stadion Stamford Bridge pada laga pekan ke-26 Liga Inggris, Minggu (28/2/2021).
Pada konferensi pers menjelang laga, Tuchel sempat bercerita banyak mengenai pertemuan PSG dan Man United dua tahun lalu.
Menurut Tuchel, laga leg kedua PSG vs Man United adalah pengalaman terburuk sepanjang kariernya sebagai pelatih.
Baca juga: Chelsea Vs Man United: Tuchel Tertantang dengan Rekor Tandang Impresif MU
Tuchel mengaku sempat frustrasi sampai berdiam diri selama dua hari karena sulit menerima kenyataan PSG tersingkir akibat kalah agresivitas gol tandang.
"Sejujurnya, saya tidak bisa berbicara dengan siapapun selama dua hari setelah laga leg kedua itu. Saya seperti berada di ruangan yang sangat gelap saat itu," kata Tuchel dikutip dari situs ESPN.