Alasan Hendro Siswanto Berpaling dari Arema FC ke Borneo FC

MALANG, KOMPAS.com - Hendro Siswanto akhirnya angkat bicara mengenai keputusan berpaling dari Arema FC.

Dia menjelaskan kesungguhan dan kepastian yang diberikan Borneo FC menjadi alasan utamanya berpindah ke lain hati.

Meninggalkan Arema FC bukan perkara mudah baginya. Terlebih lagi, tim yang sembilan musim dibela tersebut ikut membesarkan namanya sampai level tertinggi, tim nasional.

Namun, keadaan saat ini memaksanya berpikir realistis. Dia juga harus menjaga marwahnya sebagai kepala rumah tangga.

Baca juga: Arema FC Lepas Kapten Hendro Siswanto ke Borneo FC

"Alasannya karena keadaan sebenarnya, ya bagaimana lagi, yang mengharuskan saya pindah ya karena keadaan itu tadi," kata pemain yang identik dengan nomor punggung 12 itu.

Menurut Hendro Siswanto, Borneo FC berani memberikan apa yang tidak bisa dipenuhi Arema FC, yakni jaminan.

Manajemen Singo Edan sebenarnya sudah memberikan komitmen untuk memperpanjang kontraknya, tetapi masih berupa lisan.

Keberanian dari manajemen Borneo FC membuatnya yakin bahwa tim asal Samarinda tersebut adalah pelabuhan selanjutnya.

"Arema belum berani memberikan kejelasan, hanya secara lisan. Nah, ini kan mumpung ada klub yang membutuhkan saya, klubnya juga menghargai saya, berani kontrak sebelum kompetisi jelas. Namun, kan ada perjanjiannya, tanda tangan kontrak dulu, terus selanjutnya menunggu kompetisi," tuturnya.

"Sebenarnya itu sepele, tetapi buat saya itu menghargai saya dan keluarga saya," katanya.

Baca juga: Baru Pamit dari Arema FC, Hendro Siswanto Langsung Diperkenalkan Borneo FC

Hendro Siswanto mengakui negosiasi sudah berjalan sejak kontraknya di Arema FC habis.

Namun, ketertarikan Borneo FC terhadap dia sudah cukup lama. Tepatnya setelah bergabungnya Mario Gomez ke Borneo FC.

"Kalau negosiasi langsung paling pas kontrak habis langsung negosiasi. Cuma waktu dulu memang sudah sering diajak, cuma belum bisa, sering ditawari," tuturnya.

"Sewaktu dulu coach Gomez lebih dulu ke sana saya juga ditawari, bisa enggak ikut ke sana," ucapnya.

"Waktu itu memang belum ada pemikiran ke sana. Pelatihnya mau dan manajemennya juga mau, baik dengan saya, kebetulan kontrak saya juga habis, lalu Arema juga belum berani memperpanjang secara resmi," ujarnya.