Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rukma Sudjana dan Kejutan Olimpiade Melbourne 1956

Kompas.com - 11/02/2021, 19:20 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Pertandingan pertama berlangsung pada 29 November 1956 di Olympic Park Stadium, Melbourne, Australia. Dalam laga tersebut pelatih timnas Indonesia, Antun Pogacnik, menerapkan pola permainan bertahan total.

Uni Soviet dibuat kesulitan menembus pertahanan Indonesia yang dikawal Kwee Kiat Sek dkk. Hingga akhirnya, Indonesia berhasil memaksa Uni Soviet mengakhiri laga dengan skor imbang 0-0.

Karena pada saat itu belum dikenal aturan adu penalti untuk menentukan pemenang dalam pertandingan sistem gugur, laga Indonesia vs Uni Soviet pun diulang pada 1 Desember 1956.

Dalam pertandingan kedua ini, Indonesia gagal membendung aliran serangan Uni Soviet. Akibatnya, Indonesia pun takluk empat gol tanpa balas. Uni Soviet kemudian melaju ke semifinal untuk bersua Bulgaria.

"Kami sudah berjuang mati-matian. Rasa nasionalisme membakar semangat kami untuk terus berjuang sampai tetes keringat penghabisan," tutur Rukma.

Meski akhirnya tumbang, performa Indonesia kala bersua Uni Soviet mendapatkan banyak pujian. Salah satunya datang dari Sir Stanley Rous, Presiden FIFA yang menjabat dari 1961 hingga 1974.

Dilansir dari Tabloid Bola edisi 27 Juli 1984, Sir Stanley Rous memuji sistem pertahanan yang digalang barisan belakang Indonesia ketika berhadapan dengan Uni Soviet. Menurut Sir Stanley, pertahanan Indonesia sangat luar biasa dan sulit ditembus lawan.

"Baru kali ini saya melihat permainan bertahan yang sempurna," kata Sir Stanley Rous.

Baca juga: Kisah Indah Sergio van Dijk bersama Persib Bandung

Wajar, karena Indonesia mampu menyulitkan Uni Soviet, yang pada saat itu berstatus sebagai salah satu kekuatan besar di kancah sepak bola dunia.

Belum lagi, pada ajang tersebut, Uni Soviet pun pada akhirnya keluar sebagai juara. Setelah mengalahkan Indonesia, Uni Soviet sukses mengandaskan Bulgaria dengan skor 2-1 di laga semifinal. Hasil tersebut membawa Lev Yashin dkk melaju ke final untuk bersua Yugoslavia.

Kemenangan pun kembali diraih Uni Soviet di partai puncak. Mereka mengandaskan perlawanan Yugoslavia dengan skor 1-0, dan berhak atas medali emas cabang olahraga sepak bola Olimpiade 1956.

Kiprah Rukma di dunia sepak bola berakhir pada 1962. Dia memutuskan pensiun setelah membela timnas Indonesia pada ajang Asian Games 1962. Setelah memutuskan gantung sepatu, Rukma melanjutkan karier sebagai pelatih. Dia juga pernah menangani tim Persib. 

Semasa hidup, selain aktif di dunia sepak bola, Rukma juga pernah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Akan tetapi, sosok Rukma kini telah tiada. Rukma meninggal dunia pada 27 Agustus 2017, karena sakit, dalam usia 88 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com