KOMPAS.com - Penyerang asal Uruguay, Luis Suarez, menjadi salah satu korban kedatangan pelatih anyar Barcelona, Ronald Koeman.
Luis Suarez terpaksa pergi dari Barcelona setelah Ronald Koeman resmi mengambil alih kursi kepelatihan pada Agustus 2020.
Dia harus pergi karena tidak masuk dalam proyek revolusi Barcelona yang dicanangkan Ronald Koeman.
Situasi ini membuat perasaan Luis Suarez hancur. Dia merasa tak dihargai setelah enam tahun mengabdi untuk Barcelona.
Baca juga: Suarez Blak-blakan ke Media soal Hari-hari Terakhirnya sebagai Pemain Barca
Selama berseragam Barcelona, Suarez mempersembahkan banyak gelar, dari liga domestik hingga Liga Champions.
Namun, perjalanan panjang Suarez bersama Barcelona kandas akibat kedatangan Ronald Koeman.
Suarez semakin merasa tak dihargai setelah Ronald Koeman "mengusir" dirinya lewat panggilan telepon, bukan bertemu secara langsung.
Fakta tersebut diketahui lewat penjelasan Luis Suarez saat bercerita seputar proses kepergiannya dari Barcelona.
Baca juga: Jika Membobol Gawang Barcelona, Luis Suarez Akan Lakukan Hal Ini
Dalam penjelasannya, Luis Surez menyebut situasi ini sebagai hal yang tak pernah ia harapkan.
"Ketika Barcelona mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak lagi mengandalkan saya, itu sulit, saya tidak mengharapkannya," kata Suarez kepada El Transistor, dikutip dari Marca.
"Itu adalah momen yang sulit karena cara mereka memperlakukan saya," ujar Suarez dengan kekecewaannya.
"Koeman menelepon saya dan memberi tahu bahwa saya tidak ada dalam rencananya," tutur Suarez.
Baca juga: Luis Suarez Tuding Barcelona Sengaja Rusak Pertemanannya dengan Messi
Suarez terpukul setelah mendapat telepon dari Ronald Koeaman.
Di balik itu, dia pun mulai mendapat tawaran dari beberapa klub elite Eropa, termasuk Juventus dan Atletico Madrid.
Suarez menyebut langsung melakukan pembicaraan dengan Atletico Madrid setelah Barcelona secara resmi melepasnya.
Dia pun resmi bergabung dengan Atletico Madrid pada September 2020.
"Ketika Barcelona menyatakan secara resmi bahwa mereka tidak mengandalkan saya, percakapan dimulai dengan dengan Atletico Madrid, dengan Cholo (Diego Simeone), dan Miguel Angel," ujar Suarez.
"Ada minat dari banyak klub, bukan hanya Juventus. Saya ingin membuat keputusan yang tepat, yang terbaik untuk saya dan keluarga," tutur Suarez menjelaskan.
Baca juga: Misteri Penawaran Konyol Arsenal untuk Rekrut Luis Suarez, Pakai Biaya Tambahan 19 Ribu Rupiah
Suarez yang tak lagi dibutuhkan oleh Barcelona kemudian membuktikan kualitasnya saat berseragam Atletico Madrid.
Dia kini menjadi pemimpin daftar top skor La Liga, kasta tertinggi Liga Spanyol, dengan koleksi 14 gol.
Suarez unggul dua gol atas mantan rekan setimnya, Lionel Messi, yang menduduki peringkat kedua.
Pada saat bersamaan, Suarez mengaku mulai mencintai kehidupan di bawah asuhan pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.
Baca juga: Suarez Sakit Hati karena Barcelona, Bahagia di Atletico Madrid
Menurut Luis Suarez, Diego Simeone merupakan pelatih yang bisa memotivasi para pemain.
"Dia (Simeone) adalah salah satu pelatih yang meyakinkan Anda melalui keinginannya, kepositifannya, dan dengan semua yang dia ketahui," kata Suarez.
"Saya lebih mengandalkan keyakinan pelatih ketika dia berbicara daripada gaya permainannya," ujar Suarez menambahkan.
"Simeone adalah pelatih yang menjangkau Anda dan memotivasi Anda. Saya tidak ingin menjadi pelatih, Anda sangat menderita dan Anda tidak bisa membuat semua orang bahagia," tutur penyerang berusia 34 tahun itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.