Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Persib 1970, Terpuruk di Kompetisi, Berjaya di Turnamen

Kompas.com - 04/02/2021, 08:29 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Meski begitu, ada narasi menarik terkait kisah terdegradasinya Persib pada musim 1978 yang diungkapkan dalam buku Persib dan Kisah Kompetisi Perserikatan 1978.

Melalui penelusurannya, Novan Herfiyana, selaku penulis buku tersebut justru berasumsi bahwa sejatinya pada kompetisi musim 1978 Persib tidaklah mengalami degradasi atau turun divisi.

Sebab, tidak ada pemberitaan pada saat itu yang menyebut secara gamblang bahwa Persib turun divisi setelah kalah dari Persiraja. Selain itu, mengacu pada sistem kompetisi sebelumnya, Perserikatan 1975, Persib yang gagal menembus babak delapan besar pada kompetisi musim tersebut pun harus memulai perjuangannya di kompetisi musim 1978 dari tingkat bawah, tepatnya tingkat wilayah II.

Bermain dari tingkat bawah atau wilayah II juga dialami oleh Persija dan PSMS sebagai juara bertahan kompetisi 1975. Sebagaimana diketahui, pada Perserikatan 1975, Persija dan PSMS didapuk sebagai juara bersama.

"Hal itu menunjukkan bahwa dalam kompetisi-kompetisi periode sebelumnya, setiap tim termasuk juara bertahan, harus memulai perjuangannya dari tingkat bawah. Minimal tingkat wilayah," tulis Novan dalam bukunya Persib dan Kisah Kompetisi Perserikatan 1978.

Anggapan soal Persib mengalami turun divisi atau terdegradasi di kompetisi 1978 mungkin saja masih bisa diperdebatkan. Masih banyak fakta yang bisa diungkapkan.

Hanya yang pasti, pada era 1970-an, Persib memang tengah mengalami yang namanya surut prestasi.

Akan tetapi, Persib akhirnya mampu keluar dari masa sulit. Diawali dengan pembenahan sistem pembinaan pesepak bola, yang dilakukan oleh Marek Janota pada awal tahun 1980. Pelatih asal Polandia itu rela blusukan dari kampung ke kampung untuk mencari bibit pesepak bola potensial yang bisa menjadi tulang punggung klub Persib.

Hingga akhirnya, nama-nama seperti Adeng Hudaya, Iwan Sunarya, Bambang Sukowiyono, Dede Iskandar, Adjat Sudrajat, hingga Robby Darwis pun muncul ke permukaan. Kelak, para pemain didikan Janota inilah yang kemudian membawa Persib pada era keemasannya di periode 1980 hingga 1990-an awal.

Dalam kurun waktu tersebut, Persib berjaya dengan meraih empat gelar juara kompetisi nasional dengan rincian tiga gelar juara kompetisi Perserikatan musim 1986, 1989-1990, dan 1993-1994. Sementara satu gelar juara lainnya diraih dalam ajang Liga Indonesia I 1994-1995.

Selain itu, Persib juga sempat dua kali menjadi runner-up kompetisi Perserikatan 1983 dan 1985. Ambisi Persib meraih gelar juara saat itu dihadang oleh PSMS Medan. Dua kali masuk final, dua kali bertemu PSMS, dan dua kali pula pil pahit ditelan Maung Bandung di partai puncak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com