Hanya saja, keinginan tersebut gagal terealisasi. Justru, STIE Perbanas Jakarta yang kemudian menawari Yudi beasiswa untuk kuliah secara penuh. Kebetulan STIE Perbanas memiliki klub sepak bola yang berafiliasi dengan Persija Jakarta.
Melihat potensi Yudi, Persija pun meminang Yudi. Bersama Persija, Yudi berkontribusi membawa klub berjulukan Macan Kemayoran itu menempati posisi empat Kompetisi Perserikatan musim 1989/1990. Adapun gelar juara dalam kompetisi musim tersebut diraih Persib usai mengandaskan Persebaya Surabaya dengan skor 2-0.
Momen emas
Tampil impresif bersama Persija, Yudi kemudian diminta pulang ke Bandung untuk memperkuat Persib. Yudi pun menyanggupi tawaran tersebut. Hingga akhirnya, Yudi menjadi bagian dari skuad Persib di kompetisi Perserikatan musim 1990/1991.
Saat itu usia Yudi barus 20 tahun, namun dia sudah dipercaya untuk tampil di skuad utama bersama pemain-pemain sekaliber Iwan Sunarya, Ajat Sudrajat, Djadjang Nurdjaman, hingga Adeng Hudaya.
"Tentunya menjadi sebuah kebanggaan bagi saya yang pada saat itu masih 17 tahun sudah bisa bermain bersama tim senior. Sebab, sejak dulu itu untuk bisa menembus tim senior Persib itu tidaklah mudah," kata Yudi kepada Kompas.com.
Bersama Persib, performa Yudi semakin menonjol. Dia pun masuk dalam jajaran pemain penting di skuad Persib kala itu. Pencapaian prestisius kemudian ditorehkan Yudi bersama Persib, ketika dia berkontribusi membawa Maung Bandung meraih gelar juara kompetisi Perserikatan musim 1993/1994. Prestasi gemilang berlanjut pada musim selanjutnya, kala Persib menjadi juara kompetisi Liga Indonesia I 1994/1995.
Performa apik Yudi nyatanya tak hanya diakui publik sepak bola nasional saja. Akan tetapi, permainannya di lapangan juga pernah mendapatkan pujian dan apresiasi dari dua pelatih legendaris dunia, Rinus Michels dan Fabio Capello.
Pujian dari Rinus didapatkan Yudi ketika dia tampil bersama Persib dalam lanjutan pertandingan wilayah barat Liga Indonesia I melawan Persiraja Banda Aceh. Dalam pertandingan berlangsung di Stadion Siliwangi, Kota Bandung itu Persib menang empat gol tanpa balas.
Rinus Michels yang kebetulan sedang berada di Bandung dan menyaksikan laga tersebut kemudian ditanya oleh para wartawan yang meliput laga tersebut. Dalam penuturannya, Rinus memuji performa Yudi dan Kekey Zakaria dalam laga tersebut.
Adapun pujian dari Capello untuk Yudi datang ketika Persib bertanding dengan AC Milan pada 1993. Dalam laga tersebut, Persib kalah delapan gol tanpa balas dari AC Milan. Akan tetapi, seusai laga, Capello memberikan apresiasinya atas permainan Yudi di lapangan.
Kepada media, Capello menyebut, Yudi tampil apik dan mampu beberapa kali melewati kawalan pemain Milan. Pergerakan Yudi sangat eksplosif sehingga sering kali menyulitkan. Capello tak segan menyebut Yudi layak tampil di kompetisi besar Eropa sekelas Serie A Italia.
"Ya, mungkin, waktu di pertandingan itu saya lagi bagus aja mainnya. Jadi dapat pujian dari Fabio Capello. Namun, pujiannya juga tidak langsung disampaikan kepada saya, dia bilangnya di sesi konferensi pers setelah pertandingan," ungkap Yudi.
Pensiun karena cedera lutut
Sejak bergabung bersama Persib pada tahun 1990, banyak momen emas yang dirasakan Yudi dalam kariernya sebagai pesepak bola. Dari mulai meraih gelar juara kompetisi, hingga mendapatkan pujian dari pelatih legendaris dunia.