Pada akhirnya, Persib tetap harus menerima kekalahan tersebut. Maung Bandung kemudian melakoni pertandingan perebutan tempat ketiga melawan Krama Yudha Tiga berlian. Sayangnya, Persib kembali kalah dengan skor tipis 0-1.
Baca juga: Empat Pemain Persib yang Pernah Dipuji Pelatih Kelas Dunia
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1992, Persib dan Pelita Jaya kembali bersua dalam ajang Piala Utama. Bedanya, kali ini kedua tim sudah bertemu sejak fase grup. Pada pertandingan fase grup ini, Persib dan Pelita Jaya bermain imbang 0-0.
Meski begitu, Persib dan Pelita Jaya tetap lolos ke babak semifinal sebagai perwakilan Grup B. Pelita Jaya lolos dengan status juara grup. Adapun Persib lolos dengan status runner-up.
Pada babak semifinal, Persib dan Pelita Jaya berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan skor 3-1. Persib mengandaskan perlawanan Arema, adapun Pelita Jaya mengalahkan PSM.
Hasil tersebut kembali mempertemukan Persib dan Pelita Jaya dalam laga final. Sayangnya, Persib gagal membalaskan dendam. Maung Bandung kalah 0-2 dari Pelita Jaya dalam partai final yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Dua gol kemenangan Pelita Jaya dibukukan Powan Ngadi pada menit ke-36 dan ke-79.
Kepayahan di Liga Indonesia
Ketika kompetisi sepak bola Indonesia masih terbagi antara Perserikatan dan Galatama, Persib dan Pelita Jaya memang jarang bertemu di kompetisi. Bentrokan keduanya lebih sering terjadi dalam turnamen Piala Utama.
Akan tetapi, memasuki musim 1994-1995, Persib dan Pelita Jaya mulai sering jumpa di kompetisi. Hal tersebut disebabkan keputusan PSSI untuk mengubah format kompetisi Indonesia. PSSI meleburkan kompetisi Perserikatan dengan Galatama dalam balutan kompetisi Liga Indonesia.
Laga antara Persib dan Pelita Jaya pun didaulat PSSI menjadi pertandingan pembuka Liga Indonesia I 1994-1995. Bukan tanpa alasan PSSI menjadikan laga Persib dengan Pelita Jaya sebagai pertandingan pembuka Liga Indonesia I. Pasalnya, Persib dan Pelita Jaya berstatus juara pada kompetisi musim 1993-1994; Persib merupakan juara kompetisi Perserikatan dan Pelita Jaya adalah jawara Galatama.
Meski berstatus sebagai juara kompetisi Perserikatan 1993-1994, Persib bukanlah tim unggulan dalam kompetisi Liga Indonesia. Sebab, skuad Persib yang kala itu dilatih Indra M Thohir dihuni 100 persen pemain lokal hasil binaan sendiri.
Adapun kontestan Liga Indonesia lainnya sudah menghiasi skuad mereka dengan pemain asing, terutama Pelita Jaya, klub kaya raya itu dihuni pemain asing berkualitas, salah satunya adalah Roger Milla.
Dalam bentrokannya dengan Persib, Pelita Jaya pun lebih diunggulkan untuk meraih kemenangan. Dan benar saja, sesuai dengan prediksi banyak orang, Pelita Jaya berhasil mengalahkan Persib dengan skor 1-0.
Gol tunggal Pelita Jaya dalam laga yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, 27 November 1994, itu dicetak oleh Dejan Gluscevic.
Dalam lanjutan kompetisi Liga Indonesia I, Persib dan Pelita Jaya kembali bersua pada 15 Juli 1995 di Stadion Siliwangi, Bandung. Sayangnya, dalam laga tersebut Persib lagi-lagi gagal mengalahkan Pelita Jaya. Maung Bandung hanya mampu mengakhiri pertandingan dengan skor imbang 1-1.
Meski dalam dua pertemuannya dengan Pelita Jaya Persib gagal meraih kemenangan, Maung Bandung tetap bisa berbangga hati.