“Hal tersebut menunjukkan hasrat kuat pemain untuk memahami pertandingan secara ideal. Melihat apa keunggulan tim yang harus dipertahankan dan elemen yang mesti ditingkatkan,” ujar Pioli menambahkan.
Baca juga: Raih 40 Poin, Nyatanya Milan Kini Belum Sebanding Era Ancelotti...
Hasilnya langsung kentara di partai melawan Torino, terlepas dari perbedaan level antara klub berkostum merah marun itu dengan Juventus.
Paling tidak, AC Milan membuktikan kualitas sebagai tim juara yang mampu segera bangkit setelah terkena pukulan berat.
“Kami bersiap dengan baik setelah kalah dari Juventus di laga tengah pekan kemarin. Pioli meminta saya membantu tim mengingat Torino turun dengan lima gelandang,” kata penyerang sayap kanan AC Milan, Samu Castillejo, pada jeda babak laga kontra Torino.
Menunjukkan reaksi bagus selepas mendapatkan hasil jelek bukanlah persoalan sepele. Buktinya, AC Milan arahan Pioli musim lalu sangat sulit mewujudkannya.
Milan besutan Pioli menjalani debut dengan hasil kurang meyakinkan pada 20 Oktober 2019, yakni bermain imbang 2-2 dengan Lecce.
Baca juga: AC Milan Bangkit, Pioli Santai, Tak Terkejut
Moral tim gagal bangkit dan I Diavolo takluk 1-2 dari AS Roma pada laga berikut.
Kemunduran lain terjadi pada pekan ke-11 Serie A 2019-2020 saat I Diavolo takluk 1-2 dari Lazio. Hasil minor tersebut lantas disusul dengan kekalahan 0-1 dari Juventus sepekan berselang.
Pola terus berulang. Hasil imbang mengecewakan saat melawan Sassuolo pada pekan ke-16 diikuti perolehan minor melawan Atalanta (0-5) dan Sampdoria (0-0).
Berkaca dari tren itu, Milan musim ini menampilkan karakter yang berbeda. I Diavolo tercatat hanya sekali gagal menang di Serie A 2020-2021 selepas tertahan atau kalah.
Fenomena langka itu muncul pada pekan ke-11 dan 12, saat Milan ditahan imbang berturut-turut oleh Parma (2-2) dan Genoa (2-2).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan