Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 11 Tahun Dadang Hidayat bersama Persib, Lepas dari Bayang-bayang Degradasi

Kompas.com - 21/12/2020, 19:00 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Dadang Hidayat, namanya dikenal sebagai salah satu legenda Persib Bandung. Dia adalah bagian dari skuad Persib yang menjuarai Liga Indonesia I musim 1994-1995.

Selain itu, hal lain yang membuat kiprah Dadang Hidayat layak diapresiasi adalah kesetiaannya kepada Persib.

Dahi, sapaan akrab Dadang Hidayat, memiliki gelar one man one club. Sebab, sejak tahun 1994 hingga 2005, hanya Persib klub yang dibela dalam karier profesionalnya sebagai pesepak bola. Kepada Kompas.com, Dahi pun bercerita tentang perjalanan kariernya bersama Persib.

Perjalanan Dahi dalam menapaki karier sebagai pesepak bola dimulai pada 1986. Ketika itu, Dahi yang masih remaja memutuskan untuk lebih serius dalam menggeluti karier sepak bola. Kiprahnya dimulai dengan memperkuat tim anggota internal Persib, Nusa Raya Sports (NRS).

Baca juga: Pelatih Kiper Persib Dukung Aqil Savik di Timnas Arahan Shin Tae-yong

Lima tahun menimba ilmu sepak bola di klub NRS, Dahi berkesempatan membela Persib U21 pada 1991. Dia sempat bermain di Piala Menpora.

Namun, kesempatan untuk masuk ke tim senior Persib belum didapatkannya. Dahi memutuskan kembali bermain di kompetisi internal Persib bersama PS Pikiran Rakyat.

Sejak bermain di PS Pikiran Rakyat, peluangnya bergabung bersama Persib senior mulai terbuka. Perlahan, dia mulai kembali mendapatkan tempat di Persib U21, hingga akhirnya bergabung bersama Persib B. Pada awal musim 1994, Dahi akhirnya masuk dalam skuad senior Persib melalui jalur seleksi.

Potensinya saat itu ditemukan oleh pelatih legendaris Persib, Indra M Thohir, yang pada saat itu sukses membawa Persib meraih gelar juara Liga Indonesia I 1994-1995.

Kendati demikian, Dahi yang pada saat itu masih terbilang muda, belum mendapatkan kesempatan bermain di skuad utama tim senior Persib. Maklum, barisan belakang Maung Bandung saat itu memang dihuni pemain-pemain bintang, seperti Robby Darwis, Asep Kustiana, hingga Mulyana.

Baca juga: Dukungan Penuh Persib untuk Kesembuhan Beckham Putra

"Pada saat itu, untuk bisa dapat menit bermain di tim utama, itu susahnya bukan main. Sebab, persaingannya itu dengan pemain-pemain bintang lokal Persib yang secara kualitas memang luar biasa," kata Dahi.

"Seperti ada Kang Robby di sana. Jadi, saya juga sebenarnya terinspirasi dengan Kang Robby. Ya, kalau saya hanya bisa masuk ke line up saja. Kalau main susah," katanya, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Di Persib, ada semacam kecenderungan atau tradisi yang biasa dilakukan oleh para pemain mudanya agar bisa mendapatkan tempat di tim utama, yakni pindah dulu ke tim lain untuk mencari pengalaman, dan ketika sudah matang, kembali ke Persib untuk mendapatkan tempat di tim utama.

Akan tetapi, Dahi memilih untuk tidak melakukan hal tersebut. Dia memutuskan tetap bertahan di Persib, meski jarang mendapatkan kesempatan main. Selama lima musim kiprah awalnya bersama Persib, Dahi lebih sering menjadi penghias bangku cadangan.

Dahi tidak masalah dengan hal tersebut, dia mencoba bersabar, sambil terus mengembangkan kemampuannya dengan belajar kepada para seniornya di Persib. Selain Robby Darwis, Dahi banyak belajar dengan Sutiono Lamso, yang merupakan seorang penyerang.

Baca juga: Mantan Kapten Persib Tanggapi Keputusan Febri Tolak Tawaran Tim Thailand

"Paling intens memang belajar dengan Mas Suti (Sutiono Lamso) karena kalau penyerang dia lebih tahu kelemahan pemain belakang. Namun, pemain lain seperti Kang Roy Darwis, Dede Iskandar juga sering kasih masukan. Kalau saya, siapa pun yang memberi masukan, pasti saya terima," kata Dahi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com