KOMPAS.com - Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, memperingatkan juru taktik timnas Inggris, Gareth Southgate, soal dampak aturan tiga pergantian pemain Premier League.
Menurut Klopp, aturan itu akan menyulitkan Gareth Southgate menentukan pemain yang akan dipanggil untuk Piala Eropa 2021.
Aturan tiga pergantian pemain yang diterapkan Premier League terus menjadi sorotan Juergen Klopp sejak awal musim ini.
Klopp dalam banyak kesempatan sering mengritik Premier League karena tidak menerapkan aturan lima pergantian pemain seperti liga-liga top Eropa lainnya.
Padahal, UEFA telah mengizinkan setiap liga di Eropa untuk menerapkan aturan lima pergantian pemain sepanjang musim 2020-2021.
UEFA memberikan kelonggaran tersebut karena waktu persiapan tim dan jadwal kompetisi masih terdampak pandemi virus corona seperti musim lalu.
Baca juga: Klopp Sering Marah-Protes, Legenda Man United Teringat Siasat Alex Ferguson
Melihat Premier League tetap kukuh mengembalikan aturan tiga pergantian pemain musim ini, Klopp memprediksi timnas Inggris akan kesulitan bersaing pada EURO 2021.
Sebab, setiap pemain timnas Inggris pasti akan kelelahan karena jadwal kompetisi musim ini sangat padat, sementara Premier League tidak mengubah aturan pergantian pemain.
"Sekarang, hampir setiap tim harus bermain setiap tiga hari. Semua tim pasti akan merasakan dampaknya. Pada musim panas 2021, Southgate akan mendapat masalah," ucap Klopp dikutip dari situs Goal.
"Semua pemain timnas Inggris tentu ingin bermain di EURO. Namun, kebanyakan dari mereka akan bermain tiga kali dalam seminggu musim ini. Mereka akan kembali melalui periode padat pada Februari 2021 sampai akhir musim nanti," ucap Klopp.
"Saya yakin Southgate akan mendapatkan mimpi buruk jika kita tetap menerapkan aturan tiga pergantian pemain," ujar Klopp.
"Sepak bola sekarang dalam periode yang paling intens. Semua tim bertanding setiap tiga hari. Saya yakin beberapa tim akan mengeluhkan aturan tiga pergantian pemain seperti Liverpool," kata Klopp menambahkan.
Baca juga: Sia-sia, Juergen Klopp Ogah Komplain Lagi soal Jadwal Padat Liverpool
Selain aturan tiga pergantian pemain, Klopp juga sering mengkritik Premier League yang tetap menerapkan jadwal tanding siang hari musim ini.
Menurut Klopp, jadwal itu sangat tidak adil, terutama untuk tim yang juga mengikuti kompetisi antarklub Eropa.
Protes Klopp kali ini dipengaruhi oleh jadwal fase grup kompetisi antarklub Eropa yang dipadatkan. Sementara, waktu pertandingan masih sama seperti biasanya, yakni malam hari.
Klopp protes karena Liga Inggris tidak memikirkan waktu istirahat pemain yang pasti berkurang jika bertanding siang hari, belum lagi dipotong perjalanan antarnegara.
Pada akhirnya, Klopp dalam banyak kesempatan berkesimpulan bahwa Liga Inggris hanya mementingkan keuntungan komersial melalui hak siar dengan tetap menerapkan waktu pertandingan siang hari.
Klopp juga menilai Liga Inggris tidak memperdulikan keselamatan pemain karena tetap menerapkan aturan tiga pergantian.
Baca juga: Solskjaer Sebut Man United Disiapkan Kalah karena Jadwal, Klopp Satu Suara
Menurut Klopp, badai cedera yang dialami Liverpool musim ini tidak lepas dari aturan tiga pergantian pemain Premier League dan jadwal padat.
Protes dengan nada marah sering ditunjukkan Klopp musim ini. Meski protes dengan alasan mengakhawatirkan keselamatan pemain, Klopp tidak didukung oleh semua pelatih tim Liga Inggris.
Klopp hanya didukung oleh beberapa pelatih tim Liga Inggris yang juga mengikuti kompetisi antarklub Eropa seperti Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United) dan Pep Guardiola (Manchester City).
Selain itu, Klopp justru kerap diserang oleh pelatih tim Liga Inggris lainnya ataupun beberapa pundit sepak bola.
Chris Wilder (Sheffield United) dan Scott Parker (Fulham) adalah dua pelatih yang tidak setuju dengan protes Klopp.
Sebab, keduanya menilai aturan lima pergantian pemain hanya akan menguntungkan tim elite yang memiliki kedaalaman skuad lebih baik.
Baca juga: Terkait Cedera Joe Gomez, Southgate Ajak Bicara Juergen Klopp
Adapun legenda Man United yang kini menjadi pundit Sky Sports, Gary Neville, juga tidak setuju dengan protes Klopp.
Neville menilai Klopp sebenarnya tidak sungguh-sungguh melakukan protes karena jadwal Liga Inggris sedari dulu sudah padat dan menerapkan waktu pertandingan siang hari sejak 2002 untuk menggaet pasar Asia.
Neville pada akhirnya menilai Klopp hanya bersiasat untuk memengaruhi psikologis lawan dengan terus memprotes hal yang sama berulang-ulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.