Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Diego Maradona, Lebih dari Sekadar Legenda Sepak Bola...

Kompas.com - 27/11/2020, 05:45 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Jagat sepak bola berduka mengiringi kepergian Diego Armando Maradona.

Legenda sepak bola Argentina itu meninggal pada Rabu (25/11/2020) malam WIB karena masalah jantung. Maradona berpulang dalam usia 60 tahun.

Mantan pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, mengaku sangat berduka mendengar kabar meninggalnya Maradona.

Menurut pelatih asal Argentina itu, Maradona adalah pesepak bola dengan talenta luar biasa yang pernah berkiprah di kancah sepak bola dunia.

Banyak orang mengidolai Maradona sehingga kepergiannya membuat banyak orang berduka.

Gomez mengakui, seluruh masyarakat Argentina bersedih atas wafatnya Maradona.

Maka, Pemerintah Argentina pun mengumumkan masa berkabung selama tiga hari untuk mengenang kepergian sang legenda.

Baca juga: Rekor Diego Maradona yang Belum Tersentuh Pemain Mana Pun

"Saya dan banyak orang tentunya sangat berduka. Dia seorang yang hebat. Masyarakat Argentina sangat bersedih atas kepergian Maradona," kata Gomez kepada wartawan, Kamis (26/11/2020).

Duka juga diungkapkan oleh Esteban Vizcarra. Winger Persib Bandung itu merasa kehilangan karena bagi Vizcarra, Maradona adalah idola yang sangat menginspirasinya dalam berkarier di dunia sepak bola.

Vizcarra mengatakan, sosok Maradona memiliki tempat yang spesial di hati orang-orang Argentina.

"Yang pasti saya merasa kehilangan salah satu legenda sepak bola dunia, apalagi untuk orang Argentina dia sangat spesial. Dia adalah sosok yang membuat sepak bola Argentina dikenal sebagai kekuatan besar dalam sepak bola dunia," kata Vizcarra.

Baca juga: Vizcarra dan Tato Maradona: Pengingat Mimpi Jadi Pesepak Bola Dimulai...

Ucapan belasungkawa mengalir deras, bukan hanya dari para pesepakbola, melainkan juga atlet dari olahraga lain hingga tokoh publik.

Hal tersebut cukup membuktikan betapa besar nama Maradona di mata dunia.

Piala Dunia 1986, panggung aksi fenomenal Maradona

Maradona memang sosok fenomenal di jagat sepak bola. Banyak orang mengagumi bakat olah bolanya yang luar biasa.

Selain itu, banyak prestasi ditorehkan Maradona selama aktif bermain. Paling fenomenal, tentunya saat Maradona membawa Argentina juara Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Piala Dunia 1986 tak ubahnya panggung pertunjukan bagi Maradona. Menjadi andalan di lini depan La Albiceleste, Maradona menunjukkan performa gemilang selama berlangsungnya turnamen empat tahunan itu.

Paling dikenang dari aksi Maradona di Piala Dunia 1986 tentunya aksi dia saat "mempermalukan" Inggris dalam babak perempat final.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Azteca, 22 Juni 1986 itu, Argentina menuntaskan perlawanan Inggris dengan skor tipis 1-2.

Maradona menjadi bintang kemenangan Argentina melalui dua gol yang dibukukannya. Dua gol tersebut diciptakan Maradona dengan proses gemilang nan kontroversial. Maradona mencetak gol pertama pada menit ke-50.

Baca juga: Maradona, Legenda Sekaligus Sepak Bola Itu Sendiri...

Berawal dari serangan balik cepat, Maradona berhasil merangsek hingga area pertahanan Inggris. Akan tetapi, para pemain Inggris merespons serangan balik tersebut dengan transisi yang baik sehingga menyulitkan Maradona untuk melaju lebih jauh.

Maradona kemudian memberikan bola kepada Jorge Valdano yang sebenarnya sedang mendapatkan pengawalan ketat pemain lawan. Hasilnya, bola berhasil disapu oleh bek Inggris.

Sayangnya, sapuan tersebut malah mengarah ke area kotak penalti Inggris.

Kiper Inggris, Peter Shilton, sudah membaca arah bola tersebut dan bersiap untuk mengamankannya. Akan tetapi, tanpa diduga, Maradona melakukan pergerakan tanpa bola dan langsung melompat untuk bisa menjangkau bola tersebut.

Duel udara terjadi. Logisnya, Shilton seharusnya bisa memenangi duel tersebut. Selain unggul postur, timing Shilton lebih sempurna ketimbang Maradona.

Akan tetapi, dalam sekejap, bola yang hampir ditangkap Shilton tiba-tiba "menghilang" dan malah meluncur ke gawang.

Maradona, Si Pencetak Gol Tangan TuhanKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Maradona, Si Pencetak Gol Tangan Tuhan

Wasit pun meniup peluit panjang tanda gol terjadi. Para pemain Inggris memprotes keputusan tersebut karena Maradona mencetak gol dengan tangannya. Akan tetapi, wasit bergeming dan tetap mengesahkan gol tersebut.

Gol kontroversial tersebut kemudian dikenal dengan julukan "Gol Tangan Tuhan". Popularitas gol tersebut terjaga hingga hari ini dan identik dengan sosok Maradona.

Tak lama kemudian, tepatnya pada menit ke-54, Maradona kembali mencetak gol untuk membawa Argentina unggul 2-0.

Proses gol tersebut sangatlah cantik. Maradona melakukan solo run dari tengah lapangan dan berhasil melewati lima pemain Inggris, termasuk Shelton, sebelum akhirnya menceploskan bola ke gawang kosong.

Baca juga: Mengenang Penjelasan Diego Maradona soal Gol Tangan Tuhan

Menjelang laga berakhir, Inggris akhirnya mampu mencetak gol melalui Gary Lineker.

Sayangnya, gol tersebut belum bisa membantu Inggris merebut tiket semifinal. Laga tersebut pun berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Argentina.

Kegemilangan Argentina tak terhenti sampai di sana.

Maradona cs melanjutkan performa impresifnya dengan mengalahkan Belgia 2-0 pada babak semifinal dan menghentikan kedigdayaan Jerman Barat dengan skor 3-2 dalam partai final.

Argentina pun keluar sebagai juara Piala Dunia untuk kali kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Liga Inggris
Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Timnas Indonesia
Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Liga Indonesia
Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Internasional
Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Liga Indonesia
Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com