BANDUNG, KOMPAS.com - Sepak bola Indonesia berada dalam masa sulit pada tahun 2020 ini.
Pandemi virus corona membuat kompetisi tidak bisa dijalankan sebagaimana mestinya.
Akibatnya, finansial klub mengalami turbulensi.
Tidak adanya kompetisi membuat klub kehilangan banyak pemasukan, bukan hanya dari hasil penjualan tiket pertandingan, melainkan juga dana operasional dari sponsor hingga subsidi dari operator kompetisi.
Tentunya kondisi tersebut menimbulkan efek domino bagi pemain, pelatih, dan staf klub.
Mereka yang menggantungkan hidupnya melalui sepak bola harus bertahan hidup dengan penghasilan yang pas-pasan.
Baca juga: Bek Kiri Persib Buka Kedai Food Truck untuk Isi Waktu Luang Penundaan Kompetisi
Pasalnya, selama masa penundaan kompetisi, klub terpaksa melakukan pemotongan gaji pemain, pelatih, hingga staf tim. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari krisis keuangan.
PSSI juga telah membuat kebijakan dengan memperbolehkan klub melakukan pemotongan gaji bagi pemain, pelatih, dan staf tim hingga 75 persen dari kesepakatan awal.
Kebijakan tersebut setidaknya akan berlangsung hingga Januari 2021. Sebab, PSSI berencana untuk menggulirkan kembali kompetisi pada Februari 2021.
Bila kompetisi dipastikan bergulir sesuai rencana, klub diharuskan melakukan penyesuaian gaji lagi.
Baca juga: Lisensi AFC Aman, Persib Genjot Pembangunan Fasilitas Sepak Bola
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.