Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tumbal Kontroversi VAR, Kualitas Wasit dan Teknologi Kamera

Kompas.com - 11/11/2020, 19:40 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - VAR tak pernah berhenti menciptakan kontroversi di liga-liga Eropa. Mantan bos wasit di Liga Inggris, Keith Hackett, mengutarakan asisten wasit video tersebut memiliki beberapa kelemahan mencolok.

Hal tersebut diutarakan Keith Hackett dalam sebuah wawancara dengan Reuters.

Pria yang pernah menjadi bos PGMOL (badan yang menaungi dan menunjuk wasit-wasit profesional di Inggris) tersebut mengatakan bahwa wasit-wasit sekarang perlu bercermin mengenai kinerja mereka.

"Standar perwasitan telah menurun," ujar Hackett yang menjadi wasit di Liga Inggris dari 1976 hingga 1994.

"PGMOL kini dijalankan seperti klub anak-anak lama. Tak ada akuntabilitas. Orang-orang ini bukan amatir, mereka dibayar sangat tinggi dan harus memberikan hasil."

Baca juga: Koeman: Kami Sudah Lalui 5 Laga dan Belum Pernah Diuntungkan VAR

"Di Eropa lebih banyak wasit berkualitas, kita bisa melihat 3-4 kesalahan wasit per pekan di Premier League dan bahkan 2-3 dalam satu laga. Standarnya tak cukup tinggi," lanjut pria yang masuk sebagai 100 wasit terbaik sepanjang sejarah versi IFFHS (federasi pencatat statistik dan sejarah sepak bola).

Hackett sendiri tidak anti teknologi. Bahkan, pada masanya sebagai bos PGMOL, ia menjadi pelopor masuknya teknologi garis gawang ke Liga inggris.

Pria yang kini berusia 76 tahun tersebut mengatakan salah satu kekurangan utama VAR adalah teknologinyas endiri.

"VAR sudah salah dari awal sekali," tutur Hackett lagi.

"Kamera teknologi garis gawang, demi akurasi dan kecepatan keputusan, beroperasi dalam kecepatan 500 frame per detik."

Baca juga: 2 Kali Dirugikan VAR, Liverpool Ajukan Protes ke Premier League

"Sementara, kamera VAR beroperasi dalam 50 frame per detik. Ini tak cukup bagus."

"Kita harus berbicara kepada penyedia teknologi. Peralatannya harus lebih baik."

Hackett juga mengungkapkan pendapatnya mengenai kericuhan yang terjadi pada akhir pekan kemarin.

Gol penyerang Leeds United, Patrick Bamford, pada laga melawan Crystal Palace dihapus karena VAR menganggap lengan sang striker berdiri dalam posisi offside karena ia menunjuk ingin bola diarahkan kemana.

VAR menganulir gol penyama kedudukan penyerang Leeds United, Patrick Bamford, pada laga kontra Crystal Palace, Sabtu (7/11/2020), hanya karena ia mengeluarkan tangannya untuk menunjuk ke mana meminta bola.PREMIER LEAGUE VAR menganulir gol penyama kedudukan penyerang Leeds United, Patrick Bamford, pada laga kontra Crystal Palace, Sabtu (7/11/2020), hanya karena ia mengeluarkan tangannya untuk menunjuk ke mana meminta bola.

"Dalam kasus Bamford, kita tak ingin hukum yang bertindak sebagai seorang pemain bertahan," ujar pria asal Sheffield ini lagi.

Baca juga: Leeds United Korban Keputusan Terburuk Sepanjang Sejarah Sepak Bola

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com