"Mental dan mindset adalah yang utama. Sehebat apapun pemain, apabila tidak punya mindset ingin maju, tak akan bisa melangkah kemana-mana," ucap Kurniawan.
"Mindset pemain harus diubah, jika ingin menjadi profesional sejati, harus bisa bermimpi untuk tampil di pentas yang lebih tinggi," imbuh dia.
"Banyak pemain yang tidak bisa merumput lebih jauh karena terlalu nyaman di kompetisi domestik."
"Sepak bola tidak semata-mata teknik dan taktik. Sejak usia muda mereka harus diberi pengetahun soal faktor-faktor eksternal, seperti itu tadi," tegas mantan pemain yang kini menukangi klub Malaysia, Sabah FA.
Baca juga: Akhirnya, Timnas Temukan Pelatih yang Mampu Sembuhkan Penyakit Lama Pemain Muda
Selain itu, Kurniawan juga berbicara soal jam terbang.
Menurut Kurniawan, jam terbang juga menjadi salah satu faktor krusial dalam pengembangan usia muda.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan pentingnya kompetisi yang diikuti para pemain muda.
"Selanjutnya adalah jam terbang, karena talenta tidak akan ada artinya jika tidak dibarengi kompetisi," ungkap Kurniawan.
Dalam keberjalanan persepakbolaan Indonesia, poin ini masih menjadi kendala, mengingat kompetisi domestik (Liga 1 dan Liga 2) tengah ditangguhkan akibat pandemi Covid-19.
Para pemain muda, terutama kelompok usia 19 yang tengah bersiap menghadapi Piala Dunia U20 2021, pun belum bisa mendapatkan poin jam terbang tersebut.
Sekalipun mereka sudah melakoni serangkaian uji coba di luar negeri, poin itu masih tidak terpenuhi. Sebab, laga uji coba dan kompetisi adalah dua hal yang berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.