Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TC Timnas U19 Selesai, Ini 5 Fakta Unik Garuda Muda Selama di Kroasia

Kompas.com - 25/10/2020, 16:20 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemusatan latihan timnas Indonesia akhirnya berada di penghujung jalan. Setelah gagal mendapatkan lawan ujicoba terakhir, skuad besutan Shin Tae-yong akan pulang lebih cepat pada Senin (26/10/2020).

Banyak cerita mengiringi perjuangan M. Supriadi dkk yang berusaha memantaskan diri untuk tampil di Piala Dunia U20 2021 mendatang.

Pujian dan apresiasi pun mengalir kepada pelatih Shin Tae-yong yang dinilai mampu mengantarkan timnas ke level berbeda dalam kurun waktu dua bulan baik secara fisik, taktik, maupun psikis.

Peningkatan kedalaman pemain pun dirasa mengesankan dan merata, mengindikasikan pelatih Shin Tae-yong tak sekadar tebang pilih.

Tanpa pandang bulu, dia mengangkat seluruh anggota timnas U19.

Di sisi lain, tangan dingin pelatih asal Korea Selatan tersebut juga diiringi sejumlah fakta yang menarik untuk dibahas. Berikut ini 5 fakta Timnas U19 selama pemusatan latihan di Kroasia

1. Kisah 11 pertandingan: 5 menang, 3 seri, 3 kalah

Penyerang timnas U19 Indonesia, Jack Brown, menyepak bola ke arah gawang Makedonia Utara dan berbuah gol pada Minggu (11/10/2020) malam WIB.Dok. PSSI Penyerang timnas U19 Indonesia, Jack Brown, menyepak bola ke arah gawang Makedonia Utara dan berbuah gol pada Minggu (11/10/2020) malam WIB.

Selama di Kroasia, Timnas U19 sudah menjalani total 11 pertandingan uji coba melawan tim dengan level yang berbeda.

Datang dengan motivasi besar, timnas mendapatkan ucapan selamat datang dari dua negara sepak bola Eropa, Bulgaria dan Kroasia.

Berbeda level dari segala sisi, tim Garuda Muda remuk dengan skor telak 0-3 atas Bulgaria dan 0-7 atas Kroasia.

Kekalahan tersebut bak sebuah tamparan keras bagi timnas. Mereka diingatkan bahwa banyak yang harus dikejar sebelum disebut layak bersaing di Piala Dunia U20.

Setelah hasil tersebut, perlahan Witan Sulaeman dkk mulai bangkit. Gemblengan keras dari Shin Tae-yong sukses membuat pemain perlahan mampu berdiri di atas kedua kaki.

Setelah nyaris dua bulan dimasak ulang, kini timnas tampil dengan level yang berbeda. Timnas Indonesia mampu mengimbangi atau bahkan mengungguli permainan Arab Saudi dan Bosnia. Dua negara yang notabene memiliki rangking FIFA jauh diatas Indonesia.

Total hasil 11 pertandingan Timnas U-19 selama TC di Kroasia

  • [05/09/2020] Indonesia vs Bulgaria 0-3 | Kalah
  • [08/09/2020] Indonesia vs Kroasia 1-7 | Kalah
  • [11/09/2020] Indonesia vs Arab Saudi 3-3 | Seri
  • [17/09/2020] Indonesia vs Qatar 2-1 | Menang
  • [20/09/2020] Indonesia vs Qatar 1-1 | Seri
  • [25/09/2020] Indonesia vs Bosnia Herzegovina 0-1 | Kalah
  • [29/09/2020] Indonesia vs Dinamo Zagreb 1-0 | Menang
  • [08/10/2020] Indonesia vs NK Dugopolje 3-0 | Menang
  • [11/10/2020] Indonesia vs Makedonia Utara 4-1 | Menang
  • [14/10/2020] Indonesia vs Makedonia Utara vs 0-0 | Seri
  • [20/10/2020] Indonesia vs Hajduk Split 4-0 | Menang

2. Mencetak 19 Gol dalam 11 laga

Para pemain Timnas U19 Indonesia melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Qatar, Kamis (17/9/2020)DOK. PSSI Para pemain Timnas U19 Indonesia melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Qatar, Kamis (17/9/2020)

Gol bisa menjadi patokan kekuatan lini serang sebuah tim. Melalui jumlah gol dapat diketahui pula efektifitas serangan sebuah tim.

Sepanjang 11 laga, anak asuh Shin Tae-yong berhasil mencatatkan 19 gol.

Jika dibandingkan dengan jumlah laga, artinya timnas rata-rata nyaris mencetak 2 gol per pertandingan atau 1,7 gol tepatnya.

Gol terbanyak berhasil mereka ciptakan pada pertandingan pertama kontra Makedonia Utara dan laga versus Hajduk Split. Indonesia berhasil mencetak empat gol dalam masing-masing pertandingan tersebut.

Sementara, pencetak gol terbanyak dipegang oleh Witan Sulaeman dan Jack Brown yang mengemas masing-masing 3 gol.

Braif Fatari, Brylian Aldama, Irfan Jauhari, Saddam Gafar, dan Bagas Kaffa mencetak dua gol. Mochammad Supriadi, Pratama Arhan, serta Beckham Putra masing-masing mencetak 1 gol.

3. Kebobolan 17 Gol Dalam 11 Laga

Penjaga gawang timnas U19 Indonesia, Muhammad Adi Satryo.Dok. PSSI Penjaga gawang timnas U19 Indonesia, Muhammad Adi Satryo.

Meski berhasil mengemas jumlah gol mengesankan, jumlah kebobolan timnas juga tak kalah menjadi sorotan. Dari 11 pertandingan, gawang Garuda Muda koyak 17 kali.

Timnas paling banyak kebobolan dalam tiga laga pertama, 3 gol dari Bulgaria, 7 gol dari Kroasia dan 3 gol saat seri melawan Arab Saudi.

Uniknya, setelah tiga pertandingan tersebut lini pertahanan Indonesia berangsur membaik.

Penguatan mental dan fisik yang dilakukan Shin Tae-yong berhasil membuat lini pertahanan Indonesia lebih kokoh dari sebelumnya.

Dari 8 laga tersisa gawang Garuda Muda hanya kebobolan 4 gol saja.

4. Diperkuat Empat Pemain Keturunan

Jack Brown (nomor punggung 10), Rizky Ridho (5), dan Elkan Baggott (30) merayakan gol timnas U19 Indonesia ke gawang Makedonia Utara pada Minggu (11/10/2020) di Kroasia.Dok. PSSI Jack Brown (nomor punggung 10), Rizky Ridho (5), dan Elkan Baggott (30) merayakan gol timnas U19 Indonesia ke gawang Makedonia Utara pada Minggu (11/10/2020) di Kroasia.

PSSI dan Shin Tae-yong membuat langkah berani dengan mengundang sederet pemain keturunan untuk memperkuat Timnas U19.

Seleksi pun dilakukan dengan mendata seluruh pemain-pemain keturunan Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru dunia seperti di Inggris, Jerman, Belanda.

Dari data-data yang terkumpul kemudian Shin Tae-yong dan staf pelatih melakukan penilaian melalui video.

Pemain-pemain-pemain yang dirasa cocok kemudian mendapatkan kesempatan untuk dipanggil.

Diawali dengan pemanggilan Jack Brown (Indonesia-Inggris) kemudian Elkan Baggott (Indonesia - Inggris), dan dilanjutkan kakak beradik Kelana Noah Mahessa, Luah Fynn Jeremy Mahessa (Indonesia-Jerman).

Keempatnya pun sudah dijajal dalam pertandingan ujicoba terakhir dan langsung mencuri perhatian.

Elkan Baggot yangcuma mendapatkan kesempatan sepekan bersama Timnas mampu tampil baik dalam tiga pertandingan melawan Makedonia Utara dan Hajduk Split.

Jack Brown pun tak mau kalah. Mengawali pemusatan latihan dengan bekapan cedera, Jack menunjukan kapasitasnya sebagai pemain timnas.

Kesabaran dan kerja kerasnya tak menghianati hasil. Dia berhasil menunjukan kelayakannya dengan menemani Witan Sulaeman sebagai top skor dengan tiga gol.

Yang mengesankan, Jack Brown hanya perlu tiga pertandingan untuk meraih angka tersebut.

Sementara, kehadiran Mehessa bersaudara pun tak kalah mencuri perhatian di pertandingan terakhir melawan Hajduk Split. Sayang satu pertandingan tak cukup untuk menilai kemampuan keduanya.

5. Enam Pemain Berkiprah di Eropa

Luah Fynn Jeremy Mahesa, pemain keturunan Jerman yang dipanggil Shin Tae-yong untuk mengikuti pemusatan latihan timnas U19 Indonesia di Kroasia. Dok. PSSI Luah Fynn Jeremy Mahesa, pemain keturunan Jerman yang dipanggil Shin Tae-yong untuk mengikuti pemusatan latihan timnas U19 Indonesia di Kroasia.

Timnas U-19 diperkuat enam pemain yang saat ini tengah mengembangkan sayapnya di daratan Eropa. Enam pemain tersebut adalah Jack Brown, Khairul Zakiri, Witan Sulaeman, Elkan Baggot, Kelana Noah Mahesa serta Luah Fynn Jeremy Mahesa.

Jack Brown adalah pemain keturunan Indonesia yang lahir di Jakarta namun besar di Inggris. Keinginannya untuk menjadi pesepak bola membuatnya mendaftar ke berbagai akademi sepakbola di Inggris.

Saat ini, dia tercatat sebagai pemain Lincoln City FC U18.

Sama seperti Jack Brown, Elkan Baggot juga pemain keturunan Indonesia yang berkiprah di Inggris. Ia memperkuat tim U18 Ipswich Town.

Witan Sulaeman kini tercatat sebagai pemain klub kasta tertinggi Serbia, FK Radnik Surdulica. Dia menjadi satu-satunya pemain alumni Timnas U16 besutan Fachri Husaini yang bisa menembus Eropa.

Khairul Zakiri saat ini merumput di Liga Spanyol U19 berseragam Gymnastica Cueta. Nama Zakiri memang cukup asing. Meskipun asli Indonesia dia memang banyak menimba ilmu di Spanyol.

Walau sering keluar masuk TC timnas, pemain kelahiran 2001 tersebut selalu gagal seleksi tahap akhir.

Terakhir ada Kelana Noah Mahesa serta Luah Fynn Jeremy Mahesa bersaudara keturunan Indonesia-Jerman.

Keduanya tercatat aktif sebagai pemain Bonner FC yang berlaga di Divisi keempat Regionalliga West Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com