Lima tahun lalu, gelaran kompetisi juga sempat dihentikan. Bedanya, saat itu nadi sepak bola Indonesia masih berdenyut dengan sejumlah turnamen yang diselenggarakan.
Akan tetapi, situasi yang terjadi saat ini berbeda. Kegiatan sepak bola Indonesia benar-benar mengalami mati suri. Sebab, kompetisi dihentikan karena wabah penyakit.
"Namun, ya keadaan seperti ini mau enggak mau harus menerima, saya kan lihat waktu QNB kalau tidak salah kita main tiga pertandingan terus di cancel kan liga," kata Kim.
"Nah sekarang kan situasinya beda lagi. Kesehatan memang nomor satu dan kalau mereka tidak bisa menjamin kesehatan seluruh masyarakat, ya berarti harus dipikirkan ulang karena itu demi keselamatan kita," ucap dia.
Kim pun belum bisa memprediksi apakah kompetisi musim ini bisa dilanjutkan atau tidak.
Menurut mantan pemain Persema Malang itu, semua bergantung pada situasi dan kondisi di Indonesia terkait wabah virus corona.
Baca juga: Persib Ikat Pemain Timnas U-19 dengan Kontrak Tiga Tahun
Oleh karena itu, Kim menuturkan, semua pihak yang terlibat di sepak bola Indonesia harus bisa menerima semua kemungkinan yang akan terjadi nanti.
"Kalau itu kan bukan di tangan saya, kayaknya juga engga ada di tangan kita semua, itu kita lihat saja, sulit untuk diprediksi," kata Kim.
"Saya pikir dengan protokol kesehatan dan lain lain bisa dijalani seperti di luar negeri dan kalau ternyata tidak bisa, ya kami harus bisa menerima dan walaupun kami sudah kangen bermain, ya tidak ada di tangan kami, pasrah," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.