"Harus ada kesempatan untuk pemain mengatakan sesuatu mengenai kasus tersebut.
Namun, hal ini tipikal yang terjadi di region Asia. Manajemen mendenda pelanggaran karantina tersebut dengan menjatuhi sanksi tanpa mendengar suara pemain," ujarnya.
"Mereka menjatuhkan hukuman berat terhadap pemain secara tidak proporsional. Ini tendensi buruk. Apa yang ingin saya katakan, dalam beberapa kasus tertentu, para pemain harus disanksi. Namun, prosesnya harus adil dan sanksinya proporsional."
Protokol Pemerintah Indonesia terhadap WNA yang akan masuk ke Indonesia pernah diungkapkan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Andy Rachmianto.
Seperti dikutip dari situs Covid19.go.id yang bisa dilihat di artikel ini, Pemerintah mengharuskan para WNA tetap harus melakukan isolasi diri selama 14 hari walau tengah melakukan tes PCR di negara asal.
"Jadi, sebelum masuk ke Tanah Air, mereka sudah kita minta persyaratan harus melakukan tes PCR dan hasilnya negatif di negara asal mereka dengan jangka waktu satu minggu sebelum masuk ke Indonesia," jelasnya.
Baca juga: Dikritik FIFPro Soal Pemotongan Gaji, Ketum PSSI Beri Tanggapan
"Setelah masuk (tempat tujuan), mereka juga tetap harus menerapkan protokol 14 hari isolasi mandiri di tempat tujuan mereka," tambahnya.
Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, mengatakan pada sebuah zoom meeting dengan para awak media pada Senin (28/9/2020) bahwa pihaknya menyerahkan isu ini ke masing-masing klub.
Kendati demikian, General Manager Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, mengutarakan bahwa tak cukup bagi PT LIB untuk melempar isu ini ke klub.
"Harus berbarengan dengan sanksi dari LIB. Kalau tidak ya seperti yang kita lihat kejadiannya," tuturnya dalam sebuah kesempatan terpisah kepada KOMPAS.com.
Ia mengatakan bahwa para pemain harus punya kesadaran terhadap protokol kesehatan karena ini menyangkut keselamatan semua.
"Ini bukan hanya untuk pelanggar tetapi untuk semua. Contoh, saya akan lawan Anda, tetapi saya tidak disiplin, lalu positif. Kan jadinya gagal main, pasti Anda terganggu juga toh," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.