Menurut Alamsyah, IoT berbentu ID Card bisa digantungkan di leher penderita yang tengah melakukan karantina mandiri.
Ia memberi contoh, pihak rumah sakit atau bahkan Gugus Tugas Covid-19 sudah menyetel lokasi penderita.
"Misalnya di rumah yang bersangkutan," imbuh Alamsyah.
Dengan radius pantau hingga 200 meter dari rumah penderita, alarm pada IoT itu akan berbunyi jika penderita keluar rumah melampaui jarak itu.
"Pihak Gugus Tugas atau rumah sakit, kemudian, bisa mengontak yang bersangkutan dan memintanya kembali ke rumah," tutur Alamsyah.
Alamsyah melanjutkan pilihan pada IoT berbentuk ID Card punya kesan lain jika dibandingkan yang berbentuk gelang.
Di Singapura, IoT gelang dipakai untuk pemantauan penderita corona.
"Rasanya bagaimana gitu ya kalau berbentuk gelang?" ujarnya.
Berencana menuntaskan pembuatan IoT berbentuk ID Card berikut platform-nya pada Oktober 2020, Alamsyah memberikan harga per unit produknya di angka Rp 1,3 juta.
"Saya sangat ingin membantu Gugus Tugas Covid-19 untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia," pungkas Alamsyah Cheung berharap.