KOMPAS.com - LaLiga: Invisible Training kembali dengan melihat studi metabolisme dan tes genetik yang mematahkan mitos seputar berat badan.
Artikel LaLiga: Invisible Training mengulik berbagai sudut pandang menarik di balik layar klub-klub Liga Spanyol.
Serial ini kami hadirkan kepada pembaca sebagai sebuah hasil kerja sama eksklusif Kompas.com serta BolaSport.com dengan LaLiga, penyelenggara kompetisi profesional di Spanyol.
Setelah menilik lebih dalam mengenai nutrisi dan diet para pesepak bola di Spanyol, kini kita akan melihat bagaimana berat badan bukan patokan mutlak bagi menilai diet seorang pemain.
Baca juga: LaLiga Invisible Training: Melihat Diet Pesepak Bola di Spanyol
Dalam dunia nutrisi, mengetahui apakah diet seorang pesepak bola itu berhasil atau tidak sama pentingnya dengan menyiapkan asupan makanan dan recovery.
Mereka adalah dua sisi dari mata uang sama. Dengan pertandingan LaLiga bergulir setiap pekan, penilaian yang ketat sangatlah penting.
Penting untuk memulai dengan komunikasi lancar dan konstan antara pemain dan ahli gizi di klub untuk mengevaluasi dan memantau kesan pribadi mereka.
Namun, di luar itu, diperlukan data yang dapat dikuantifikasi dan konstan.
“Berat badan bukanlah aspek data yang dapat diandalkan. Berat badan bisa berubah setiap harinya yang dipengaruhi oleh banyak faktor: apa yang mereka makan kemarin, retensi cairan, dan bahkan kelembaban dan suhu,” jelas Giuseppe Ricciardi, ahli nutrisi Real Betis sejak empat musim lalu.
"Hal tersebut tidak terlalu berguna bagi kami."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.