Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Kutukan, Barcelona Selalu Dilanda Krisis Saat Real Madrid Berjaya

Kompas.com - 01/09/2020, 17:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber BolaSport

KOMPAS.com - Sejarah mencatat, Barcelona selalu dilanda krisis setiap kali Real Madrid menjadi juara La Liga Spanyol.

Setelah kalah dari Real Madrid pada perburuan gelar juara Liga Spanyol musim ini, kondisi Barcelona semakin tidak menentu.

Tim raksasa Catalan itu tersingkir dengan tragis di Liga Champions setelah dihajar 2-8 oleh Bayern Muenchen pada laga perempat final, 15 Agustus 2020 lalu.

Seusai kalah mengenaskan dari Bayern, kondisi ruang ganti Barcelona pun kian memanas.

Quique Setien didepak dari posisinya sebagai pelatih kepala Barcelona.

Sebagai gantinya, manajemen Barcelona mendatangkan Ronald Koeman sebagai nakhoda anyar klub berjuluk Blaugrana itu.

Baca juga: Demi Sepak Bola Spanyol, Lionel Messi Disarankan Bertahan di Barcelona

Kedatangan Ronald Koeman pun membawa badai dalam skuad Barcelona.

Pelatih anyar Barcelona itu mencoret sejumlah pemain yang disebut tak akan masuk dalam skemanya untuk musim depan.

Salah satu pemain yang terseret badai itu adalah Luis Suarez, pencetak gol terbanyak ketiga dalam sejarah Barcelona.

Tak hanya Luis Suarez, krisis Barcelona pun bertambah parah dengan keinginan Lionel Messi untuk hengkang.

Krisis Barcelona karena perseteruan dengan Lionel Messi dengan klub pun semakin memanas.

Hal tersebut disebabkan oleh mangkirnya Messi dari pemeriksaan medis pada Minggu (30/8/2020) yang lalu.

Sebelumnya, Messi sudah mengirimkan burofax kepada Barcelona bahwa dirinya ingin segera hengkang dari Camp Nou.

Namun, Barcelona tak sudi untuk melepas Messi begitu saja pada musim panas ini.

Konflik tersebut terus berkepanjangan sampai saat ini dan belum ditemukan titik temunya.

Akan tetapi, ternyata, ini bukan kali pertama Blaugrana mengalami krisis yang disebabkan oleh kisruh internal.

Setidaknya, sudah empat kali Barcelona mengalami kisruh internal setelah Real Madrid menjuarai Liga Spanyol!

Kisruh yang sedang berlangsung saat ini pun terjadi setelah Real Madrid mengalahkan Barcelona dalam perebutan gelar juara Liga Spanyol 2019-2020.

Dilansir BolaSport.com dari Marca, berikut empat kisruh besar Barcelona seusai kalah dari Real Madrid di Liga Spanyol:

Lionel Messi dan Pep Guardiola merayakan gol pada laga Barcelona vs Espanyol di Stadion Camp Nou, 5 Mei 2012.AFP/JOSEP LAGO Lionel Messi dan Pep Guardiola merayakan gol pada laga Barcelona vs Espanyol di Stadion Camp Nou, 5 Mei 2012.

1. Penunjukan Pep Guardiola dan Dibuangnya Ronaldinho (2008)

Kisruh pertama yang terjadi adalah pada awal musim 2008-2009 saat Pep Guardiola pertama kali menjabat sebagai pelatih baru Barcelona.

Guardiola menggantikan Frank Rijkaard, yang saat itu secara mengejutkan dipecat oleh Barcelona.

Rijkaard dipecat seusai dianggap gagal mengantarkan Barcelona meraih gelar Liga Spanyol 2007-2008.

Blaugrana tertinggal 18 poin dari Real Madrid yang keluar sebagai juara pada saat itu.

Guardiola yang baru menjalani debutnya sebagai pelatih tim senior langsung membuat keputusan kontroversial.

Pelatih asal Spanyol itu mendepak Ronaldinho dan Deco dari skuad inti Barcelona.

Keduanya dianggap akan menghalangi perkembangan dan memberikan pengaruh kepada Messi, yang saat itu masih sangat muda.

Baca juga: Jadwal Barcelona di Liga Spanyol 2020-2021, El Clasico Tanpa Messi?

Keputusan tersebut tentunya sempat membuat suasana di kamar ganti Barcelona memanas karena Ronaldinho dinilai sebagai pemain kunci di skuad saat itu.

 

2. Konflik Guardiola di Akhir Masa Jabatan (2012)

Datang memicu konflik, pergi meninggalkan konflik, mungkin itu kata yang cocok bagi Guardiola saat menjabat sebagai pelatih Barcelona.

Kendati mampu mengantarkan Barcelona menuju masa keemasannya pada 2008 hingga 2012, Guardiola juga pernah berselisih dengan manajemen Barcelona.

Puncaknya, Guardiola gagal untuk mengantarkan Barcelona meraih gelar Liga Spanyol karena kalah bersaing dengan Real Madrid.

Hubungan Guardiola dengan dewan klub pun semakin rumit setelah gagal membawa Barcelona juara.

Alhasil, di akhir musim 2011-2012, Guardiola memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Barcelona.

 

Lionel Messi bersama mantan penggawa Barcelona, Neymar.AFP/ELSA Lionel Messi bersama mantan penggawa Barcelona, Neymar.

3. Kepergian Neymar dan Kekecewaan Lionel Messi (2017)

Neymar Jr memutuskan untuk hengkang dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada 2017.

Keputusan tersebut diduga menjadi salah satu pemicu kekecewaan Messi kepada Barcelona.

Hal itu dikarenakan Neymar telah membentuk kolaborasi yang hebat dengan Messi dan Luis Suarez di lini depan Barcelona.

Bahkan, ketiganya sempat membentuk trio penyerang yang paling mematikan di dunia sepak bola.

Selama bermain bersama, Neymar, Messi, dan Suarez, mampu mempersembahkan gelar Liga Champions.

Baca juga: Jadwal Pekan Perdana Liga Spanyol 2020-2021, Tanpa Barcelona dan Real Madrid

Akan tetapi, di akhir musim 2016-2017, Barcelona gagal menjuarai Liga Spanyol karena kalah dari Real Madrid.

Ditimpa dua kesialan sekaligus, Messi merasa keputusan manajemen Barcelona untuk menjual Neymar adalah salah.

Sampai saat ini pun, La Pulga merasa belum ada pemain yang mampu menggantikan peran Neymar di Barcelona.

 

Penyerang Barcelona, Lionel Messi, tertunduk setelah dikalahkan Bayern Muenchen 2-8 pada perempat final Liga Champions 2019-2020.FRANK HOERMANN / SVEN SIMON / VIA / AUGENKLICK/FOTOAGENTUR SVEN SIMO / DPA PICTURE-ALLIANCE VIA AFP Penyerang Barcelona, Lionel Messi, tertunduk setelah dikalahkan Bayern Muenchen 2-8 pada perempat final Liga Champions 2019-2020.

4. Puncak Kekesalan Lionel Messi pada Barcelona (2020)

Permasalahan yang dialami Barcelona saat ini mungkin bisa dibilang menjadi salah satu puncak kekesalan Lionel Messi.

Serangkaian kegagalan di musim 2019-2020 membuat kapten timnas Argentina itu semakin mantap untuk meninggalkan Barcelona.

Penggantian Ernesto Valverde dengan Quique Setien justru berbuah melayangnya gelar Liga Spanyol ke Real Madrid.

Selain itu, pembantaian yang dilakukan Bayern Muenchen atas Barcelona di ajang sekelas Liga Champions juga akan sulit dilupakan oleh Messi.

Belum lagi, kebijakan pelatih anyar, Ronald Koeman, yang merombak skuad habis-habisan membuat Messi semakin lelah.

Puncaknya, Messi mengirimkan burofax kepada Barcelona untuk mengajukan pengunduran diri.

Akan tetapi, Barcelona bersikukuh untuk mempertahankan pemain 33 tahun itu untuk terus tinggal di Camp Nou.

Sampai saat ini, belum ada kepastian yang jelas tentang nasib Messi dan ujung dari permasalahannya dengan Barcelona. (Muhammad Zaki Fajrul Haq)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BolaSport
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Timnas Indonesia
Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Liga Indonesia
Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Internasional
Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Liga Champions
Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Badminton
AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

Liga Italia
Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Olahraga
Championship Series Liga 1, Persib Pantang Bergantung Hasil Tim Lain

Championship Series Liga 1, Persib Pantang Bergantung Hasil Tim Lain

Liga Indonesia
3 Fakta Usai Timnas Indonesia Takluk dari Qatar di Piala Asia U23 2024

3 Fakta Usai Timnas Indonesia Takluk dari Qatar di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Dewa United 0-3, Bajul Ijo Dijebol Mantan

Hasil Persebaya Vs Dewa United 0-3, Bajul Ijo Dijebol Mantan

Liga Indonesia
Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Liga Champions
Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com