Dalam surat SKEP 48 dan 53 disebutkan masalah pembayaran gaji pemain sebesar 25 persen selama masa kahar.
"Karena negosiasi di bawah itu tidak mungkin, akhirnya kami ambil opsi kembali ke 25 persen," ucap Ruddy Widodo.
"Sementara untuk bulan September 50 persen dari nilai kontrak. Rumusnya, misal kontrak pemain 1 M, berarti kan jadi 500 juta. Dari 500 juta itu sudah terima berapa? Sisanya baru dibagi sisa bulannya," katanya.
Baca juga: Mundur dari Arema FC, Oh In-kyun Gantung Sepatu
Manajemen sendiri terus membuka diri untuk duduk bersama untuk menemukan kata sepakat. Dengan syarat, kedua belah pihak harus sama-sama bisa berempati dengan kondisi saat ini dan mematuhi regulasi.
"Kita kan hidup di Indonesia, jadi ya manut sama siapa lagi. Induk sepak bola kan PSSI jadi ya patuh pada PSSI," tutur pria 48 tahun itu.
Yang jelas Arema FC siap dengan skenario terburuk. Ruddy Widodo memastikan Singo Edan akan tetap melaju melanjutkan kompetisi Liga 1 2020 meskipun harus kehilangan satu lagi tenaga asingnya.
"Ya tidak masalah, pakai lokal saja. Kami menang melawan Persikabo menggunakan pemain lokal saja. Siap saja kami," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.