Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shahril Ishak, Bintang Singapura yang Datang ke Persib pada Saat Tak Tepat

Kompas.com - 20/08/2020, 10:20 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

"Terus saya bilang 'tidak mungkin sebab Persib harus mulai liga, saya harus pergi pramusim sama mereka'. Jadi sudah bicara sama semua, Home United akhirnya mengizinkan," kata dia.

Shahril terbang ke Bandung dan menandatangani kontrak berdurasi satu tahun bersama Persib.

Kedatangan Shahril disambut penuh antusias oleh publik sepak bola Bandung. Para partisan Persib mengetahui bagaimana reputasi Shahril. Maka, mereka pun tak ragu untuk menaruh harapan yang tinggi kepada Shahril.

Begitu Pula dengan Shahril, dia merasa senang karena bisa bergabung bersama salah satu tim besar di Indonesia. Shahril pun menaruh harapan yang tinggi bersama Persib. Dia sangat berambisi meraih prestasi bersama klub berjulukan Maung Bandung itu.

Baca juga: Pelatih Persib Dukung Penambahan Jumlah Pergantian Pemain Liga 1 2020

Sayangnya, baru beberapa hari menandatangani kontrak bersama Persib, kabar kurang mengenakan diterima Shahril. Daniel Darko diberhentikan dari jabatannya sebagai pelatih Persib. Hal tersebut, sempat membuat mental Shahril turun.

Wajar bila Shahril merasa resah karena pergantian pelatih akan membuat terjadinya perubahan rencana dan skema permainan. Apalagi, Shahril datang atas rekomendasi Darko.

Dengan perubahan pelatih, ada kemungkinan posisi Shahril terancam. Sebab, setiap pelatih memiliki filosofi dan gaya permainan yang berbeda.

Setelah memecat Darko, manajemen Persib menunjuk Jovo Cuckovic, yang tak lain adalah asisten Darko. Diakui Shahril penunjukan Jovo sebagai pengganti Darko adalah langkah tak strategis yang dibuat oleh manajemen Persib.

Sebab, Jovo kesulitan berkomunikasi dengan para pemain karena kendala bahasa. Para pemain pun kebingungan karena komunikasi yang tidak berjalan mulus. Akibatnya, performa Persib pada awal musim 2010-2011 sangat tidak memuaskan.

Baca juga: Kesan Febri Hariyadi Jalani Latihan Kolektif Persib Setelah 5 Bulan Lamanya

"Jovo parah, anak-anak semua pusing, sebab dia tidak bisa bicara bahasa. Anak-anak sudah pusing, dengan apa yang diinginkan Jovo di latihan," ujar Shahril.

"Kalau saya ingat, kami latihan passing terus. Dia ada kendala bahasa, jadi anak-anak pun tidak paham, saya sendiri tidak paham apa yang dia mau," kata dia.

Performa inferior yang ditunjukkan Persib pada awal musim 2010-2011 membuat manajemen Persib kembali mengambil keputusan berani dengan melakukan pergantian pelatih. Jovo, dialihtugaskan menjadi Direktur Teknik (Dirtek), adapun posisi pelatih kepala diambil alih oleh Daniel Roekito.

Masuknya Daniel Roekito tak lantas membuat nasib Shahril bersama Persib membaik. Shahril justru lebih banyak duduk di bangku cadangan. Kalaupun bermain, dia biasa dimainkan di sektor sayap, yang bukan posisi alaminya.

Shahril mengungkapkan, sulit baginya untuk bermain dalam posisi yang tidak biasa ditempatinya. Oleh karena itu, performa Shahril pun dianggap kurang memuaskan. Padahal, di lapangan, dia sudah memberikan 100 persen kemampuannya bersama Persib.

Salah satu alasan Shahril jarang mendapatkan kesempatan bermain di tengah adalah di tim Persib saat itu masih ada sosok Eka Ramdani. Posisi Eka sebagai jenderal lapangan tengah Persib memang tak tergantikan. Terlebih dia berstatus sebagai kapten tim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com