Kutukan Mulut Besar Arturo Vidal yang Bikin Barcelona Kalah Memalukan di Liga Champions

KOMPAS.com - Komentar sombong dari Arturo Vidal sebelum pertandingan kembali berujung pada kekalahan Barcelona di Liga Champions musim ini.

Barcelona tersingkir pada perempat final Liga Champions 2019-2020 setelah dibantai Bayern Muenchen.

Pertandingan Barcelona vs Bayern Muenchen yang berlangsung di Estadio da Luz, Jumat (14/8/2020), berakhir dengan skor 2-8.

Kekalahan memalukan itu terjadi seusai gelandang Barcelona, Arturo Vidal, mengumbar komentar congkaknya sebelum melawan Bayern.

Kutukan mulut besar Arturo Vidal seperti ini sebenarnya pernah juga terjadi pada Liga Champions musim lalu.

Kala itu, Vidal bersama Barcelona sudah mencapai babak semifinal Liga Champions.

Satu kaki Barcelona bahkan sudah bisa dibilang menapak di babak final kala itu.

Baca juga: Barcelona Bakal Depak Setien Usai Kalah Telak di Liga Champions, Pochettino Merapat?

Tim yang saat itu masih diasuh Ernesto Valverde mampu menang dengan skor 3-0 atas Liverpool pada leg pertama.

Vidal pun berani mengucapkan janji tidak masuk akal seusai laga tersebut.

"Saya akan mendonasikan testis saya jika Liverpool melaju ke final, satunya lagi untuk fan Real Madrid yang mendukung mereka," kata Vidal seperti dilansir BolaSport.com dari Tribuna.

Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Liverpool berhasil membalikkan keadaan dengan menang 4-0 atas Barcelona pada leg kedua semifinal.

Seolah tidak belajar dari pengalaman buruknya, Vidal justru kembali mengeluarkan sesumbar pada musim ini.

Pernyataan Vidal menjelang laga perempat final versus Bayern Muenchen terdengar cukup congkak.

Baca juga: Barcelona Dipermalukan, Bartomeu Disemprot Keras oleh Laporta

"Bayern Muenchen akan menghadapi Barcelona, bukan tim dari Bundesliga," kata Vidal.

"Mereka akan melawan salah satu tim terbaik di dunia," ujar Vidal menambahkan.

Bak kutukan, sesuai Vidal berkomentar congkak, Barcelona lagi-lagi takluk pada perempat final.

Mulut besar Arturo Vidal kembali membawa ketidakberuntungan dan Barcelona lagi-lagi gagal mencapai final Liga Champions. (Sri Mulyati)