Arema FC Persilahkan Masyarakat untuk Komersialkan Logo Ulang Tahun Klub

MALANG, KOMPAS.com - Arema FC melepaskan hak cipta logo ulang tahunnya yang ke-33 kepada publik.

Manajemen Arema FC membebaskan logo tersebut digunakan masyarakat, bahkan termasuk untuk keperluan komersial.

Setiap ulang tahun sudah menjadi tradisi bagi Arema FC untuk membuat logo baru dan jargon baru.

Logo dan jargon ini kemudian menjadi filosofi atau semangat Singo Edan menempuh kehidupan untuk satu tahun ke depan.

Baca juga: Hanif Sjahbandi Ikut Rapid Test Gelombang Kedua Arema FC

Pada ulang tahun kali ini Arema menciptakan logo dengan dominan angka 33 yang merujuk ulang tahun ke-33.

Pada angka 3 depan dibubuhi dengan gambar singa mengaum. Sementara angka 3 belakang dibubuhi dengan logo tim saat ini.

Di atasnya ditambahkan kalimat ‘Sluman, Slumun, Slamet’ yang menjadi jargon mereka tahun ini.

Falsafah Jawa yang menggambarkan sikap Arema FC tetap bergerak, ikhlas, dan berdoa agar lepas dari cobaan pandemi.

Satu hal yang spesial tahun ini, manajemen memutuskan untuk melepaskan hak cipta logo ulang tahunnya.

Dengan demikian, publik bebas mengakses, menyebarluaskan, bahkan mengkomersilkan logo tersebut.

Bahkan, secara terang-terangan, manajemen menyerahkan logo tersebut kepada UMKM untuk dikreasikan menjadi produk yang punya daya jual.

Baca juga: Rayakan Hari Jadi di Tengah Pandemi, Arema FC Usung Tema 3S

“Logo ini akan kami sebar. Silahkan bagi Aremania atau semua pihak yang punya berbisnis pernak ikonik Arema untuk ikut mempublikasikan, untuk digunakan,” kata Sudarmaji, Media Officer Arema FC.

Sudarmaji melanjutkan, manajemen menyadari bahwa UMKM yang hidup dari sepak bola dan Arema FC ikut ambruk karena kompetisi dihentikan.

Oleh karenanya, dengan pelepasan hak cipta ini, manajemen berharap logo ini bisa dimanfaatkan untuk mendompleng produktivitas UMKM dan pihak-pihak yang membutuhkan.

“Karena itulah logo ini akan kami sebarluaskan. Logo ini bukan hanya milik Arema FC, tetapi menjadi milik publik untuk bisa dikreatifkan menjadi pundi-pundi rejeki,” tutur Sudarmaji.