Ketika ditanya, orang tersebut mengaku sebagai karyawan Leeds United.
Pernyataan itu langsung membuat Bielsa dan Leeds United menjadi sorotan karena dianggap memata-matai tim lawan.
Baca juga: Bielsa dan Guardiola adalah Dua Pelatih Terbaik Dunia...
Pelatih Derby County saat itu, Frank Lampard, langsung bereaksi keras terhadap tindakan Leeds United yang menurutnya sangat tidak sportif.
Beberapa hari setelah penangkapan, Bielsa muncul di hadapan media untuk mengikuti konfrensi pers menjelang laga Leeds United vs Derby County.
Dalam keterangannya, Bielsa mengaku sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas insiden mata-mata itu.
Bielsa mengakui bahwa orang yang ditangkap di kompleks latihan Derby County itu memang ditugaskan untuk memata-matai atas perintahnya.
Dalam konfrensi pers itu Bielsa juga menjelaskan bahwa dirinya sudah lama menggunakan metode mengamati lawan untuk membantu persiapan timnya.
Namun, Bielsa juga membela diri dengan menyebut tindakannya tidak melanggar hukum ataupun mengurangi azas fair play sepak bola.
Meski demikian, pengakuan itu kemudian membuat Bielsa dihukum denda.
Entah kebetulan atau tidak, Leeds United gagal promosi ke Liga Inggris musim lalu setelah kalah agregat 3-4 dari Derby County pada semifinal play-off Divisi Championship.
Terkait metode memata-matai lawan, Bielsa memang dikenal sebagai sosok pelatih yang sangat memperhatikan detil menjelang pertandingan.
Baca juga: Fans Cilik Leeds United Ingin Rekrut Idolanya dengan Uang Tabungan Rp 290.000
Bukti lain yang membenarkan itu adalah Bielsa pernah meminta anak asuhnya banyak membaca surat kabar untuk mengetahui kekuatan lawan pada masa awal kepelatihannya.
Secara strategi, Bielsa dikenal sangat menyukai sepak bola yang agresif dan menyerang.
Leeds bertransformasi pada 2018-2019, menghadirkan gaya sepak bola yang hampir tak pernah dipraktekkan di level tersebut sebelumnya.
Leeds bermain dari belakang dengan para pemain memaksimalkan lebar lapangan. Permainan pressing mereka tiada dua, dimulai dari para penyerang.