KOMPAS.com - Polisi West Midlans, Inggris, telah membebaskan bocah 12 tahun yang ditangkap karena mengirim pesan berbau rasialisme kepada winger Crystal Palace, Wilfried Zaha.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, pesan berbau rasialisme kepada Wilfried Zaha itu dikirim lewat media sosial jelang laga lanjutan pekan ke-35 Liga Inggris antara Aston Villa dan Crystal Palace, Minggu (12/7/2020) malam WIB.
Seusai laga, Wilfried Zaha yang tak terima dengan perbuatan tersebut mengunggah tangkapan layar berisi pesan berbau rasialisme yang ia terima pada akun Twitter pribadinya.
Kepolisian West Midlands pun langsung melakukan penyelidikan dan beberapa jam kemudian mengonfirmasi penangkapan.
"Kami diberi tahu tentang serangkaian pesan rasial yang dikirim kepada pesepak bola pada hari ini. Setelah dilakukan pemeriksaan, kami menangkap seorang bocah," tulis pernyataan Kepolisian West Midlands di Twitter, Minggu (12/7/2020).
"Seseorang berusia 12 tahun dari Solihull telah ditahan. Terima kasih kepada semua orang yang melaporkan. Rasialisme tidak bisa ditoleransi."
Baca juga: Bocah 12 Tahun Ditangkap karena Rasialisme di Media Sosial terhadap Wilfried Zaha
Setelah melalui berbagai proses, bocah 12 tahun itu kemudian dibebaskan pada Senin (13/7/2020).
Namun, berdasarkan penyataan Kepolisian Wes Midlands, bocah 12 tahun itu hanya dibebaskan sementara, sembari penyelidikan berlanjut.
"Bocah berusia 12 tahun yang ditangkap sehubungan dengan pesan rasialisme di media sosial dan dikirim kepada seorang pemain sepak bola sementara telah dibebaskan, penyelidikan kami masih berlanjut."
"Rasialisme tidak memiliki tempat di masyarakat dan kami berusaha menghubungi pemain yang bersangkutan untuk memperoleh keterangan lebih lanjut," demikian pernyataan Kepolisian West Midlands, dikutip dari Sky Sports.
Baca juga: Aston Villa Vs Crystal Palace, Trezeguet Jaga Asa The Villans Lolos Degradasi
Sebelumnya, aksi rasialisme terhadap Wilfried Zaha turut menuai kecaman dari pelatih Crystal Palace, Roy Hodgson.
Pelatih berkebangsaan Inggris itu menyebut penghinaan berbau ras sebagai perbuatan yang sangat tercela.
"Dengan adanya gerakan Black Lives Matter, perbuatan seperti itu pastinya disorot. Semua orang pun tampak melakukan upaya untuk memberantas perilaku tersebut," ujar Hodgson.
"Sangat menyedihkan, pada hari pertandingan, seorang pemain terbangun karena perilaku yang pengecut dan tercela ini. Wilfried membuat orang-orang menyadarinya dan saya berpikir ini adalah sesuatu yang tidak boleh didiamkan."
"Dia ingin membuat salah satu pemain terbaik kami bermain buruk hari ini. Tetapi, dia (pelaku) melakukannya dengan cara yang telah dipilihnya, dan benar-benar tidak bisa dimaafkan," ucap Hodgson.
Baca juga: Man City Bisa Main di Liga Champions, Kuota dari Liga Inggris Sisa 2
Wilfried Zaha, sebagai pihak yang berkenaan langsung dengan kasus ini juga sudah angkat bicara.
Melalui akun Twitter pribadinya, Zaha berterima kasih kepada Kepolisian West Midlands yang bertindak cepat terhadap insiden tersebut.
Namun, winger berusia 27 tahun itu menekankan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.
"Saya berterima kasih kepada Polisi West Midlands atas tindakan cepat mereka. Orang-orang perlu memahami bahwa berapapun usia Anda, perilaku dan kata-kata Anda memiliki konsekuensi. Anda tak bisa bersembunyi di balik media sosial," tulis Wilfried Zaha.
"Ini bukan pertama kalinya saya menerima pesan seperti ini, saya juga bukan satu-satunya pemain yang menerima pesan seperti ini. Itu terjadi setiap hari."
"Tidak cukup hanya mengatakan 'no to racism'. Kita perlu tindakan, kita perlu pendidikan, beberapa hal perlu diubah," tutur Zaha menegaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.