MALANG, KOMPAS.com - PT LIB dan PSSI terus menggodok wacana pengadaan regulasi U20 yang akan diterapkan di lanjutan Liga 1 2020.
Federasi dan operator tak jarang meminta pendapat klub-klub peserta sebagai bahan pertimbangan merumuskan regulasi, salah satunya dari Arema FC.
Secara garis besar, Arema FC tidak masalah dengan penggunaan pemain muda di kompetisi Liga 1 2020.
Namun, Arema mengusulkan agar regulasi tidak memaksakan seorang pelatih menurunkan pemain U20 dan perumusan regulasi harus melibatkan pelatih sebagai pengambil kebijakan.
“Berapa pun jumlah pemain dalam regulasi tidak masalah, tapi jangan dipaksa untuk menurunkan, biar itu kewenangan pelatih,” kata General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo.
GM asal Madiun tersebut menegaskan regulasi pemain muda bukan hal baru di sepak bola Indonesia.
Baca juga: Jadwal Sudah Ditetapkan, Arema FC Siapkan Diri Tatap Liga 1
Kembali pada 2017, regulasi serupa mewajibkan setiap klub mengontrak 5 pemain muda dan memainkan tiga sebagai starter.
Namun, berdasarkan pengalaman, regulasi semacam ini membuat pemain terlena.
Pemain muda cenderung lebih santai karena merasa pasti mendapatkan waktu main karena adanya regulasi.
“Saya mengambil sisi jeleknya. Begitu pemain U20 ini tahu dia harus main sekian menit, itu latihan tidak ada persaingan. Dia merasa ada garansi untuk main, itu yang membuat pemain besar kepala,” tutur pria berkacamata tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.