Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkrutnya Ceres Negros, Bukti Klub Sepak Bola Tak Boleh Bergantung pada Uang Pemilik

Kompas.com - 11/07/2020, 15:30 WIB
Alsadad Rudi,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klub raksasa Filipina, Ceres Negros, belum lama ini mengumumkan kebangkrutannya.

Klub juara Liga Filipina dalam tiga tahun terakhir (2017, 2018, 2019) itu harus tamat riwayatnya imbas dari kesulitan finansial yang dialami pemilik sebagai akibat dari pandemi virus corona.

Melalui akun media sosial klub, manajemen Ceres Negros menyatakan tengah dalam pembicaraan dengan calon investor baru yang akan mengambil alih manajemen dan kepemilikan klub sebagai persiapan menghadapi Liga Filipina dan Piala AFC 2020.

Baca juga: Profil Filipina, Dulu Dibantai 1-13, Kini Lebih Kuat dari Indonesia

Jika nantinya Ceres Negros resmi berganti pemilik, nama klub serta identitas lainnya akan segera berganti.

"Begitu pengambil alihan selesai, klub tidak akan lagi dikenal sebagai Ceres-Negros karena pemilik saat ini, Leo Rey Yanson tidak akan sama sekali terlinat dalam urusan klub," tulis pihak Ceres.

"Ini adalah salah satu keputusan terberat yang dibuat oleh Mr. Yanson, yang hasratnya terhadap sepak bola tercermin pada cara dia menuangkan sumber daya pribadinya dan mengarahkan klub ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dibentuk delapan tahun lalu."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

OFFICIAL STATEMENT Ceres-Negros Football Club Ceres-Negros Football Club is currently in talks with investors who will be taking over the management and ownership of the club in preparation for the fourth season of the Philippines Football League as well as the resumption of the campaign in the AFC Cup. As soon as the takeover is completed, the club will no longer be known as Ceres-Negros since our current chairman Leo Rey Yanson will not be involved in any way in the affairs of the club. This is one of the toughest decisions made by Mr. Yanson, whose passion for football was reflected at the way he poured his personal resources and steered the club to unprecedented heights since it was formed eight years ago. Through Ceres-Negros FC, Mr. Yanson was able to share his love for the game to his countrymen. While the pandemic has struck hard on businesses all over the world, Ceres has made its best efforts to compensate its players and staff. We will be announcing the new name, new owners and management of the club soon. Ace Bright, the general manager of the club, will be the point person with regards to the planned takeover as well as the transition to the new management and owners of the club. Thank you so much for your love and support to the club. Please continue supporting Philippine football.

A post shared by Ceres-Negros Football Club (@ceresnegrosfc) on Jul 7, 2020 at 8:37pm PDT

Sejak dimiliki oleh Yanson, prestasi Ceres memang langsung melesat, tak cuma di level nasional, tapi juga Zona ASEAN Piala AFC.

Pada Piala AFC 2018, Ceres berhasil masuk final Zona ASEAN, sebelum dikalahkan Home United (Singapura) di final.

Beberapa tahun terakhir, Ceres Negros bahkan kerap jadi batu sandungan bagi klub asal Indonesia.

Baca juga: Piala AFC 2019, Persija Kalah 0-1 di Markas Ceres Negros

Bangkrutnya Ceres Negros merupakan bukti bahwa klub sepak bola sangat rentan jika hanya bergantung pada uang pemilik.

Hal inilah yang melatar belakangi munculnya financial fair play di Eropa pada 2011.

Dalam aturan FFP, pemilik klub tidak boleh menyuntikkan dana pribadinya ke klub.

Pemilik hanya boleh menjembatani kerja sama klub dengan perusahan-perusahaan miliknya, tentunya tetap berada di bawah pengawasan UEFA.

Tidak boleh ada kesepakatan main mata yang melanggar nilai pasar. Jika ketahuan, hukuman sudah menanti.

Sejak pertama kali diterapkan pada 2011 silam, tercatat sudah ada sejumlah klub papan atas yang terkena sanksi, seperti Manchester City, Paris Saint-Germain, dan AC Milan.

FFP mulai diterapkan pada 2011 saat UEFA dipimpin Michael Platini. Tujuan penerapannya untuk mencegah klub terlilit masalah utang piutang yang tentu saja mengancam eksistensi klub tersebut.

Jadi, setiap klub wajib menyeimbangkan neraca keuangannya.

UEFA Financial Fair Play.UEFA UEFA Financial Fair Play.

Selain itu, FFP diterapkan untuk mencegah klub yang glamor karena mengandalkan uang pemilik.

Adanya FFP diyakini akan membuat klub-klub bersaing sehat dalam hal keuangan dan hanya mengandalkan sumber yang "halal" dalam dunia sepak bola, seperti jual-beli pemain, pendapatan hak siar, penjualan merchandise, dan berupaya berprestasi demi meningkatkan nilai komersial klub.

Singkat kata, FFP akan mengharuskan semua klub mandiri untuk mengatur keuangannya.

Jadi, klub tidak boleh melakukan belanja di luar kemampuannya.

Bila ingin membeli pemain dengan harga mahal, klub tersebut harus punya neraca keuangan sehat.

Klub yang ingin melakukan pembelian dalam jumlah besar biasanya juga akan lebih dulu melakukan penjualan dalam jumlah besar.

Baca juga: Sejak 2014, Manchester City Sudah Bermasalah dengan Financial Fair Play

Tidak boleh ada lagi klub yang mengandalkan dana pembelian pemain dari sumber utang ataupun kontribusi berlebihan dari uang pribadi pemilik klub.

Mulai diterapkannya FFP sebenarnya bukan tanpa sebab.

Selain berupaya menciptakan persaingan yang sehat, UEFA sendiri belajar dari banyaknya kasus klub bangkrut karena terlalu mengandalkan uang pemilik.

Salah satunya pernah dialami klub Liga Italia, Parma. Pada era 90-an, Parma merupakan salah satu tim elite di negeri pizza.

Parma saat masih diperkuat pemain-pemain bintang pada pertengahan era 1990-an.http://fanpicture.ru/ Parma saat masih diperkuat pemain-pemain bintang pada pertengahan era 1990-an.

Promosi ke Serie A pada musim 1990-1991, Parma langsung melesat menjadi tim dengan segudang prestasi untuk ukuran tim yang baru naik kasta.

Cepat melesatnya Parma bukan hal yang mengherankan saat itu. Sebab, klub tersebut cukup mudah menarik minat pemain bintang.

Pada pertengahan dekade 90-an, Parma diperkuat nama-nama besar, dari mulai Hernan Crespo, Enrico Chiesa, Juan Veron, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, hingga Gianluigi Buffon.

Kuatnya finansial Parma dalam mendatangkan pemain tak lepas dari sokongan Parmalat, perusahaan susu dan makanan yang mulai menjadi pemilik klub tersebut sejak 1991.

Namun, kejayaan Parma hanya berlangsung singkat.

Baca juga: Mengenal Financial Fair Play, Aturan yang Banyak Memakan Korban Klub Besar

Tahun 2003 adalah titik awal kehancuran mereka. Pada tahun tersebut, Parmalat mulai mengalami kesulitan finansial sampai akhirnya bangkrut.

Pada saat yang sama, Parma untuk pertama kalinya finis di luar enam besar klasemen akhir Serie A.

Setelah beberapa kali berganti nama dan didepak ke Serie D, Parma akhirnya kembali berlaga pada musim 2018-2019.

Namun, hingga kini Parma belum berhasil kembali ke jajaran tim elite Serie A.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Semifinalis Liga Champions: Dortmund Vs PSG, 2 Wakil Spanyol Tersingkir

Daftar Semifinalis Liga Champions: Dortmund Vs PSG, 2 Wakil Spanyol Tersingkir

Liga Champions
Hasil Dortmund Vs Atletico, Die Borussen Melaju ke Semifinal

Hasil Dortmund Vs Atletico, Die Borussen Melaju ke Semifinal

Liga Champions
Hasil Barcelona Vs PSG: Dua Gol Mbappe Bawa PSG ke Semifinal!

Hasil Barcelona Vs PSG: Dua Gol Mbappe Bawa PSG ke Semifinal!

Liga Champions
Link Live Streaming Barcelona Vs PSG, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Barcelona Vs PSG, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Hasil Piala Asia U23 2024: Thailand Libas Irak, Jepang-Korea Menang

Hasil Piala Asia U23 2024: Thailand Libas Irak, Jepang-Korea Menang

Internasional
Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Timnas Indonesia
Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Liga Indonesia
Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Internasional
Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Liga Champions
Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Badminton
AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

Liga Italia
Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Olahraga
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com