Hopp dikatakan mengirim perwakilan klub untuk bernegosiasi dengan FC Bayern pada Desember 2010 tanpa menginfokan sang pelatih.
Pada saat itu, nama Rangnick sudah mapan di Hoffenheim.
Selama empat setengah tahun menukangi Hoffenheim, ia membawa klub tersebut dari divisi regional Jerman ke Bundesliga, kasta tertinggi sepak bola Jerman.
"Kendati telah bekerja sama selama empat tahun lebih, penjualan pemain tanpa melibatkan sang pelatih ini adalah pelanggaran kepercayaan masif," tutur Pemimpin Redaksi majalah Kicker, Klaus Smentek, seperti dikutip dari DW Sports.
Baca juga: Milan Vs Juventus, Pioli Enggan Pikirkan Masa Depannya di San Siro
Paul Chapman, jurnalis dari DW Sports, mengatakan bahwa sang pelatih "merasa seperti ditusuk dari belakang."
Selain di Hoffenheim, Rangnick juga pernah bersiteru dengan Direktur Olahraga Schalke, Rudi Assuer, konflik yang memangkas waktunya di kubu Jerman tersebut.
Jelas bahwa pria yang punya lisensi untuk mengajar di Jerman ini benar-benar kukuh dalam pendekatan melatihnya.
Tak mengherankan apabila kini AC Milan memintanya menduduki dua posisi sekaligus, sebagai pelatih dan direktur sepak bola.
Bukan rahasia lagi kalau kuasa pelatih di bursa transfer alias mercato Italia kerap sangat terbatas.
Ini bukan kali pertama Rangnick mempunyai double job di klub.
Rangnick pernah menjabat sebagai direktur olahraga di RB Salzburg.
Di RB Leipzig setelahnya, ia beberapa kali bertukar jabatan sebagai pelatih dan direktur olahraga sebelum Julian Nagelsmann tiba untuk melatih.
Terkini, ia bekerja sebagai Kepala Olahraga dan Pengembangan Sepak bola bagi grup Red Bull, posisi yang diyakini memberinya kontrol penuh terhadap filosofi sepak bola di klub-klub Red Bull.
DW Sports juga mencatat ide-ide dan filosofi Rangnick terbantu oleh sokongan dana masif yang ia dapatkan di Hoffenheim dan RB Leipzig, masing-masing lewat grup SAP dan Red Bull.
Rangnick juga dikatakan sebagai orang yang inovatif, berani, dan terus mencari cara untuk membuat timnya unggul ketimbang para pesaing.
Salah satu peraturan yang pernah ia terapkan adalah mengatur mobil jenis apa yang boleh dikendarai para pemainnya, tergantung dari usia sang pemain.
Ia punya reputasi untuk menjaga kondisi tubuh para pemain dan mencari personel yang bisa dibentuk untuk dapat menjalankan filosofi sepak bolanya.
Formasi favoritnya, menurut data dari Transfermarkt, adalah 4-4-2 atau 4-2-2-2.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.