KOMPAS.com - Arsenal hancur-hancuran saat bertandang ke markas Brighton and Hove Albion pada Sabtu (20/6/2020).
The Gunners kembali kalah pada laga tandang di bawah Mikel Arteta. Mereka juga menyerah untuk kali kedua dari dua laga sejak Liga Inggris kembali di tengah pandemi virus corona.
Cedera lagi-lagi menghampiri dengan kiper utama Bernd Leno harus ditarik keluar lebih cepat.
Gol menit akhir Neal Maupay menjadi uppercut yang sangat menyakiti para fans Arsenal.
Kebijakan Mikel Arteta menjadi pertanyaan terutama karena ia memainkan Bukayo Saka, pemuda berusia 18 tahun, di luar posisi idealnya dan menggunakan sang pemain muda sebagai outlet kreatif tim.
Dani Ceballos seperti tak ada di lapangan sepanjang 87 menit bermain saking minimnya kontribusi gelandang pinjaman dari Real Madrid tersebut.
Baca juga: Brighton Vs Arsenal, Mikel Arteta Akui The Gunners Buang Banyak Peluang
Sementara, Mesut Oezil, pemain dengan gaji termahal di kubu The Gunners, hanya sempat pemanasan di pinggir lapangan tanpa menanggalkan baju latihannya kendati Arteta melakukan lima pergantian sepanjang laga.
Kredit bagi Saka, ia bermain bagus. Sang pemain memberikan assist bagi gol Nicolas Pepe dan tembakannya pada babak pertama sempat mengenai mistar gawang.
Namun, fakta bahwa Arsenal tergantung ke seorang remaja sebagai titik kreatif tim menimbulkan sorotan kepada Raul Sanllehi, sang CEO sepak bola, yang menyusun skuad Arsenal sejak Ivan Gazidis hengkang pada September 2018.
Pria yang pada awalnya memegang peran sebagai kepala relasi sepak bola ini mewarisi pekerjaan sulit dari Gazidis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.