Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tyson Fury Jadi Contoh Rasialisme Juga Bisa Menyerang Orang Kulit Putih

Kompas.com - 05/06/2020, 21:10 WIB
Angga Setiawan,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

Sumber BolaSport

KOMPAS.com – Petinju kenamaan asal Inggris, Tyson Fury, menjadi contoh bahwa rasialisme tak cuma menyerang warga kulit hitam tapi juga warga kulit putih.

Dalam beberapa pekan terakhir, kasus kematian George Floyd akibat lehernya ditindih oleh lutut oknum polisi Minneapolis memunculkan kembali isu rasialisme warga kulit hitam.

Di Amerika Serikat, protes dan demonstrasi selalu hadir setiap hari dari 25 Mei 2020 hingga menimbulkan bentrokan antara publik dan pihak keamanan.

Gelombang protes anti rasisme dan ketidak setaraan rasial lalu memunculkan tuntutan agar isu diskriminasi warga kulit hitam dan kejadian yang menimpa George Floyd tidak kembali terjadi lagi di muka bumi.

Baca juga: Masih Bocah, Anak Tyson Fury Berani Tantang Anthony Joshua

Namun, isu rasialisme tak cuma berkutat kepada masalah kulit hitam.

Kasus George Floyd hanya segelintir dari bentuk diskriminasi masalah strata sosial dan intervensi kaum dominan terhadap kaum lemah yang luput dari pengelihatan.

Petinju Tyson Fury jadi contoh sebagian dari kasus diskriminasi mayoritas terhadap minoritas.

Lahir sebagai warga kulit putih, Tyson Fury mendapat perlakukan kurang menyenangkan di Inggris.

Baca juga: Promotor Tyson Fury Minta Penghasilan Duel Kontra Anthony Joshua Dibagi Rata

Diskriminasi yang dirasakan Tyson Fury datang karena ia merupakan keturunan orang Irlandia yang berdasarkan sejarahnya merupakan wilayah jajahan Inggris.

Warga Irlandia cenderung memiliki kulit lebih putih sehingga membuat kasus diskriminasi di Inggris lebih cenderung ke arah masalah ras ketimbang etnis.

Diskriminasi juga ia dapatkan ketika mulai terjun ke dunia tinju. Bahkan, isu rasialisme kian sering ia terima ketika menjuarai gelar sabuk tinju dunia kelas berat.

"Saya seorang pria kulit putih dan mengalami isu rasialisme pada 2020 karena saya seorang pendatang. Saya berasal dari latar belakang etnis," kata Tyson Fury seperti dikutip dari Mirror.

Baca juga: Duel Anthony Joshua Vs Kubrat Pulev Lebih Dinanti Ketimbang Joshua vs Tyson Fury

"Bahkan, hari ini Anda pergi ke pub, bar, restoran, dan mereka bilang 'kami berhak untuk tidak membiarkan pendatang masuk, tidak ada pendatang yang diizinkan. Orang gipsi atau pun pendatang," imbuhnya.

Tyson Fury pun menanggapi kasus kematian George Floyd yang meninggal setelah lehernya ditindih oleh polisi Minneapolis, Amerika Serikat.

Petinju berjulukan The Gipsy King itu mengatakan kematian George Floyd di tangan seorang polisi tidak dapat diterima.

Tyson Fury pun menegaskan tindakan rasialisme perlu diubah oleh semua orang.

Baca juga: Akibat Tindakan Rasialisme, Tyson Fury Jadi Arogan demi Dapat Pengakuan

"Saya tahu bagaimana rasanya menjadi korban rasialisme. Itu adalah tindakan yang tidak bisa diterima sama sekali," kata Tyson Fury.

"Ini sangat mengerikan karena kamu tidak bisa menilai semua orang dengan sama."

"Semuanya bisa menjadi rasis, apa pun warna kulitnya, apa pun latar belakangnya. Kamu bisa melihat (banyak tindakan rasialisme) dan itu perlu diubah," ucap Fury mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BolaSport
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

Timnas Indonesia
Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Liga Lain
Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Liga Champions
12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

Internasional
Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Liga Indonesia
Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Liga Lain
Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Hasil Liga Eropa: Liverpool Tersingkir, AS Roma Taklukkan AC Milan

Hasil Liga Eropa: Liverpool Tersingkir, AS Roma Taklukkan AC Milan

Internasional
Hasil AS Roma Vs AC Milan 2-1: 10 Pemain Antar Roma ke Semifinal

Hasil AS Roma Vs AC Milan 2-1: 10 Pemain Antar Roma ke Semifinal

Liga Lain
Hasil Atalanta vs Liverpool 0-1 (agg. 3-1): Salah Cetak Gol, Reds Tetap Tersingkir

Hasil Atalanta vs Liverpool 0-1 (agg. 3-1): Salah Cetak Gol, Reds Tetap Tersingkir

Liga Lain
Hasil Piala Asia U23 2024, Qatar Jadi Tim Pertama yang Lolos

Hasil Piala Asia U23 2024, Qatar Jadi Tim Pertama yang Lolos

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com