Melenggang ke babak final, Persib kembali berhadapan dengan Petrokimia. Sutiono Lamso dkk berhasil menaklukkan wakil Jawa Timur itu dengan skor 1-0.
Gegap gempita menyelimuti Kota Bandung menyambut kemenangan Persib atas Petrokimia. Maung Bandung, kembali membawa trofi juara untuk kali kedua secara beruntun ke Kota Kembang.
Dengan prestasi itu, nama Persib tercatat dalam sejarah sepak bola Indonesia sebagai juara terakhir kompetisi Perserikatan.
Klub berjulukan Maung Bandung itu juga mencatatkan namanya menjadi kesebelasan pertama yang mampu meraih gelar juara pada kompetisi Liga Indonesia edisi pertama.
Kekompakan dan fisik prima adalah kunci keberhasilan
Pencapaian tersebut tentu tak begitu saja bisa ditorehkan Persib. Ada banyak faktor yang kemudian menjadi kunci sukses Persib.
Selain karena taktik dan strategi dari pelatih, Yudi Guntara menyebut, kekompakan adalah kunci utama keberhasilan Persib dalam merajai kompetisi sepak bola Indonesia dalam rentang tahun 1993 hingga 1995.
Selebrasi Yudi Guntara & Dede Iskandar di Final Perserikatan 1994 Persib vs PSM Ujungpandang pic.twitter.com/DvV1DoOpRR
— VikingPersib Club (@officialvpc) October 26, 2016
"Kuncinya kekompakan tim, waktu itu materi pemain kami sebenarnya biasa saja, bahkan semua pemain lokal dan asli binaan Persib. Kalau ditanya faktornya, ya memang kekompakan," ungkap Yudi, kepada Kompas.com.
Yudi bercerita, pada masa itu, Persib memang tidak pernah melakukan perombakan tim secara besar-besaran.
Sebagian besar skuad Maung Bandung kala itu sudah bermain bersama dalam rentang waktu lama. Oleh karena itu, kedekatan yang terjalin pun begitu erat.
"Kami semua sudah satu hati, tahu apa yang diinginkan satu sama lain. Kami sudah tahu arah bola akan ke mana, dan tahu harus mengarahkan bola ke mana. Intinya kami memang sudah kompak di dalam dan di luar lapangan," tutur Yudi.
Selain kekompakan, kedisiplinan pun turut memengaruhi keberhasilan Persib dalam merajai panggung sepak bola nasional pada masa itu.
Baca juga: Kilas Balik Persib Vs AC Milan pada 1994, Pujian Capello untuk Gelandang Maung Bandung
Indra Thohir dikenal sebagai sosok pelatih yang tegas dan juga disiplin.
Selain piawai dalam meracik taktik dan strategi, metode pelatihan Thohir pun berfokus pada fisik pemain. Maklum, dasar ilmu kepelatihan Thohir adalah pelatih fisik.
Sebelum menjabat posisi pelatih kepala, Thohir sempat menjadi pelatih fisik di tim Persib dari tahun 1984 hingga 1992.
Diceritakan Yudi, metode latihan fisik Thohir memang cukup "menyiksa" para pemain.
Bagaimana tidak, selain metode latihan yang keras, para pemain Persib pun sering kali berlatih pada siang hari di daerah pegunungan.
Meski terasa "menyiksa", dikatakan Yudi, metode latihan fisik yang diterapkan Thohir sangat bermanfaat untuk meningkatkan kondisi kebugaran pemain. Hasilnya, dalam pertandingan, para pemain Persib tidak mudah merasa lelah. Bahkan, mereka pun sanggup untuk melewati jadwal pertandingan padat.
"Selain itu, modal kami saat itu adalah kekuatan fisik. Fisik kami itu digenjot terus, betul kerasa sekali. Kalau kompetisi jadwal padat itu ya kami semua kuat, karena kami menjaga fisik kami dengan baik," ujar Yudi.
"Memang, dengan Pak Thohir itu fisik kami digenjot terus. Lagi cuaca panas, di Subang kami terus digenjot fisik. Hasilnya, terasa oleh kami sendiri," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.