MALANG, KOMPAS.com - Konsep Kebijakan new normal yang diterapkan oleh pemerintah mengingatkan General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, terhadap penyakit kanker yang diderita sang ibu pada satu dekade yang lalu.
Ruddy Widodo menjelaskan keputusan yang diambil keluarganya terhadap sang ibu mirip dengan konsep kebijakan new normal.
“Saya teringat pengalaman pribadi, tahun 2008 ibu saya di vonis kanker stadium 1. Kami semua shock. Waktu itu usia ibu saya 60 tahun lebih,” kata Ruddy.
Baca juga: Persiapan Timnas Indonesia , Salah Satu Alasan Arema FC Ingin Liga 1 Lanjut
Setelah mendengar kabar tersebut keluarga langsung dirundung dilema, mereka merasa operasi dan kemoterapi justru akan memberikan dampak negatif terhadap kondisi sang ibu.
Singkat cerita Ruddy Widodo dan keluarganya memilih berdamai dengan penyakit kanker dengan memilih pengobatan secara herbal.
“Apa caranya? Menggunakan herbal dan pola hidup ibu saya juga dirubah. Sama, saya nonton juga di Pak Jokowi bilang pola hidup kita juga harus dirubah,” ucap General Manajer asal Madiun.
Meskipun sangat sederhana, jalan yang ditempuh Ruddy Widodo dan keluarganya terbukti efektif. Bahkan dia bersyukur menjatuhkan pilihan yang tepat sehingga bisa melihat ibunya tetap sehat hingga saat ini.
“Jadi sampai hari ini kanker dalam tubuh ibu saya masih stadium 1 tidak bisa berkembang tapi juga tidak bisa hilang,“ tuturnya.
“Jadi sebelum Pak Jokowi ngomong bagaimana hidup berdampingan dengan covid-19 itu saya sudah punya bagaimana hidup berdampingan dengan kanker,” jelasnya menambahkan.
Belajar dari kasus tersebut Ruddy Widodo meyakini new normal akan membuat kondisi Indonesia kembali sedia kala, termasuk ekosistem sepak bola Indonesia.
Asalkan new normal benar-benar dijalankan dengan baik dan benar.Karena itulah dia merasa new normal ini adalah sebagai bentuk jaminan dari pemerintah agar roda kehidupan masyarakat kembali berputar.
Karena itu, Arema FC berubah pikiran untuk melanjutkan kembali kompetisi Liga 1 2020.
“Sampai saat ini vaksin untuk Covid-19 masih belum ditemukan, lantas apakah kita harus menunggu hingga waktu yang tidak jelas? Kan tidak boleh begitu. Kita harus kembali ke normal tapi dengan pola hidup yang baru dengan menjaga kebersihan dan protokoler kesehatan,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.