Di Liga China, Pelukan Kemenangan Diganti Tepuk Tangan

BEIJING, KOMPAS.com - Sebelum musim kompetisi 2020-2021 dimulai, Asosiasi Sepak Bola China (CFA) sudah mematok peraturan ketat bagi para pemain.

Peraturan itu sudah barang tentu berkait dengan pandemi corona.

Baca juga: Kini, Kondisi Keuangan Juara Delapan Kali Liga Super China Berdarah-darah

"Tidak ada saling berpelukan kemenangan. Yang ada hanya tepuk tangan," kata pernyataan CFA menyangkut dimulainya Liga Super China (CSL).

CFA mengakui belajar banyak dari dimulai kembalinya kompetisi Liga Korsel dan Liga Jerman pada pekan lalu.

CSL juga akan digelar di stadion tanpa kehadiran penonton.

Twitter @GZEvergrandeFC Jackson Martinez pindah dari Atletico Madrid ke Guangzhou Evergrande.

"Secara berkala, nantinya penonton baru bisa diizinkan masuk stadion," kata pernyataan CFA.

Di stadion, menurut aturan CFA, penonton akan duduk berjarak satu sama lain.

Jarak itu sekitar satu meter.

Klub Tianjin Teda pada kompetisi Liga Super China

Pemain pengganti, sebelum masuk stadion diwajibkan memakai masker.

Tak cuma itu, peraturan ketat juga berlaku berkenaan dengan pemain yang menggandeng anak kecil masuk ke lapangan saat laga dimulai.

AFP/GREG BAKER Orang-orang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19, saat berada di kawasan perbelanjaan di Beijing, 2 Mei 2020.

"Hal itu tidak diperkenankan," kata CFA.

Peraturan juga melarang saling berjabatan tangan, foto dalam kelompok, dan aktivitas yang memunculkan kerumunan.

Foto jurnalistik hanya bisa dilakukan dari belakang garis gawang maupun dari belakang garis samping.

Marca.com Pemain Tianjin Quanjian, Alexandre Pato (kanan) bersama rekan setimnya memegang poster yang berisi foto dirinya bersama artis China, Dilraba Dilmurat, yang diberikan fans, setelah menang 4-1 atas Jeonbuk Motors di Liga Champions Asia, Rabu (14/3/2018)