LAUSANNE, KOMPAS.com - Liga Super Swiss sudah memperkenankan klub-klub memulai berlatih secara individu pada Senin (11/5/2020).
Liga ini terhenti sejak 23 Februari 2020 lantaran pandemi corona.
Baca juga: Young Boys Vs Juventus, Allegri Puas walau Timnya Kalah
Sementara, meski sudah menentukan jadwal kelanjutan kembali pada 20 Juni 2020, perdebatan masih belum usai.
Hingga kini, masih tersisa 13 putaran laga yang belum dilaksanakan.
Lantaran itulah, sejatinya, kelanjutan liga masih tertatih-tatih.
Sion FC, klub Swiss yang dua kali berlaga di Liga Champions, misalnya, masih berhitung untung rugi.
Sementara itu, Saint Gallen dan Young Boys sementara masih bertengger di puncak klasemen.
Di posisi ketiga dengan jarak lima poin, ada klub Basel.
Sementara waktu, Sion masih bertahan di posisi delapan dari 10 peserta Liga Super Swiss.
Klub ini masih menghitung untung rugi memulai kembali liga.
Sion bahkan sudah membatalkan kontrak dengan beberapa pemainnya, termasuk dua penggawa asal Arsenal, Alex Song dan Johan Djourou.
Ikhwal berhitung, Presiden Sion Christian Constantin mengatakan bahwa 93 persen pemasukan klub berasal dari penjualan tiket, keanggotaan, dan sponsor.
"Hanya tujuh persen pemasukan kami berasal dari hak siar televisi," katanya.
"Memulai kembali liga tanpa penonton sama artinya dengan mengurangi pemasukan kami," tutur Constantin.
Lain lagi pertimbangan Young Boys.
Klub ini mengincar kali ketiga menjadi pemuncak klasemen akhir Liga Super Swiss.
"Kami ingin kompetisi berjalan kembali untuk menentukan juara, kualifikasi di Piala Eropa, dan degradasi," kata Manajer Umum Young Boys Wanja Greuel.
"Tidak menuntaskan liga sama artinya dengan bencana bagi keluarga besar sepak bola," imbuh Greuel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.