KOMPAS.com - Egy Maulana Vikri menilai sepak bola Indonesia secara keseluruhan masih jauh tertinggal dengan Polandia.
Secara garis besar, terdapat tiga perbedaan yang mencolok menurut Egy Maualana Vikri. Tiga perbedaan itu adalah kompetisi, pembinaan usia muda, dan fasilitas latihan.
Perbedaan ini dirasakan Egy Maulana Vikri setelah hampir dua tahun berkarier di Polandia untuk membela Lechia Gdansk.
Dalam wawancara dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga Indonesia, Egy Maulana Vikri menilai secara kompetisi Polandia lebih teratur dari Indonesia.
"Di Polandia kompetisi mulai dari liga 1, 2, 3 dan 4 semua teratur. Mereka juga punya kompetisi untuk level junior dari U17 sampai U20," kata Egy Maulana Vikri.
"Untuk level timnas, Polandia punya segala macam kelompok umur. Kompetisi yang teratur inilah yang membuat mereka mudah mencari pemain yang tidak diketahui," tutur Egy Maulana Vikri.
Baca juga: Kisah Egy Maulana Vikri Hampir Ditangkap Polisi Saat Lockdown di Polandia
Mengacu kepada pernyataan Egy Maulana Vikri, PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia baru mengadakan kompetisi pemain muda sejak 2018 bernama Elite Pro Academy (EPA).
EPA yang awalnya hanya untuk U16 kemudian disempurnakan PSSI menjadi tiga jenjang dengan ditambah U18 dan U20 tahun lalu.
Sebelum melahirkan EPA, PSSI hanya memiliki Piala Soeratin sebagai kompetisi pemain muda yang sudah ada sejak 1965.
Terkait kompetisi, Indonesia saat ini memiliki tiga kasta liga profesional berbeda satu dari Polandia.
Lebih lanjut, Egy Maulana Vikri menilai pemain Indonesia kesulitan berkembang karena fasilitas latihan yang kurang memadai.
Sebagai contoh, Egy Maulana Vikri menyebut seluruh tim di Polandia memiliki lapangan latihan sendiri tidak seperti di Indonesia.
"Fasilitas latihan dan stadion dibedakan di Polandia. Jadi, kalau latihan kita tidak pernah menggunakan stadion," kata Egy Maulana Vikri.
"Hal itu membuat rumput stadion tetap terjaga karena hanya dipakai seminggu sekali untuk pertandingan. Fasilitas latihan di sini juga sangat lengkap," tutur Egy menambahkan.
Baca juga: Setelah Polandia, Egy Maulana Vikri Mimpi Main di Spanyol dan Portugal
Dari pengalaman di Polandia, Egy berharap sepak bola Indonesia pada masa depan bisa memperbaiki kompetisi dan setiap tim melengkapi fasilitas latihan.
Pasalnya, hanya dengan cara itu sepak bola Indonesia bisa maju dan bersaing dengan negara lain karena secara kualitas pemain tidak kalah.
"Menurut saya, Indonesia memiliki banyak pemain bagus terutama dari pelosok-pelosok negeri. Kompetisi yang bagus akan melahirkan pemain top dan tentu saja itu akan baik untuk timnas," tutur Egy.
Dilihat dari peringkat FIFA, Indonesia kalah jauh dari Polandia.
Indonesia menempati peringkat 173 sementara Polandia berada di urutan 19 per April 2020.
Egy Maulana Vikri saat ini sedang menjalani musim keduanya bersama Lechia Gdansk.
Pemain yang baru berusia 19 tahun itu belum berencana pulang ke Indonesia ketika kontraknya habis pada Juni 2021.
Egy Maulana Vikri berharap bisa terus berkarier di Eropa dengan tujuan Spanyol atau Portugal setelah selesai di Polandia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.