Pelatih Persik Latihan bersama Anak untuk Sempurnakan Metode

MALANG, KOMPAS.com - Penghentian sementara kompetisi Shopee Liga 1 2020 membuat pelatih Persik Kediri, Joko Susilo, memiliki banyak waktu

Ia memiliki banyak kesempatan untuk menjajal kegiatan-kegiatan yang sulit dilakukan saat kompetisi masih berjalan.

Salah satunya adalah berlatih bersama kedua buah hatinya, sekaligus dimanfaatkan untuk melengkapi buku pembinaan usia dini yang sedang dia susun.

Baca juga: Bek Asing Persik Kediri Ternyata Menggandrungi Tenis

Pelatih yang biasa disapa Gethuk tersebut memiliki dua anak yang mengikuti jejaknya sebagai pesepak bola.

Anaknya yang bernama Cesa kini aktif tercatat sebagai pemain Arema FC U-20.

Adapun anaknya yang bernama Roista Reistifar masih menjalani pendidikan akademi Arema FC Grassroot (6-12th).

Latihan keluarga ini dilakukan setiap sore di salah satu lapangan di daerah perumahan Sawojajar Malang yang tidak jauh dari kediamannya.

Untuk materi latihan, mantan pelatih Arema FC tersebut mengaku lebih banyak memberikan materi individu, mengingat ada imbauan physical distancing yang harus dijalankan.

“Latihannya bersama, tetapi materi berbeda untuk mereka berdua,” kata pelatih asal Cepu itu kepada Kompas.com.

Dalam latihan tersebut, Joko Susilo banyak mengambil materi-materi latihan pendidikan usia dini yang dia miliki sebelumnya.

Sambil menyelam minum air, dia juga melakukan riset metode latihan-latihan yang diujicobakan kepada anak-anaknya.

Hasil latihan tersebut dia tuangkan dalam catatan atau buku pedoman pembinaan usia dini yang sedang ditulisnya.

“Kebetulan saya menulis catatan atau semacam buku tentang latihan untuk youth development. Jadi sekaligus saya praktikkan,” ucap pelatih yang mengawali karirnya di akademi Arema tahun 2004-2006.

Baca juga: Persik Kediri Ingin Kompetisi Liga 1 2020 Dihentikan

“Kegiatan ini membantu saya juga dalam menulis bagaimana kendala-kendala yang ada dan program yang harus dilakukan," ujar Joko.

Di sisi lain, Joko Susilo mengakui latihan bersama anak ternyata tidak semudah dibayangkan.

"Memerankan pelatih dan seorang orangtua ini yang agak sulit, karena si anak sendiri tidak bisa profesional sebagai pemain," ucap Joko menjelaskan.