KOMPAS.com - Beberapa minggu jelang dimulai kembalinya Bundesliga, beberapa hal terkait prosedur kesehatan dan keamanan menjadi sorotan.
Hal ini diketahui tidak melalui penyelidikan resmi tetapi dari video yang diunggah oleh Salomon Kalou, penyerang klub Hertha Berlin.
Kalou mendapat peringatan keras setelah ia menghiraukan peraturan physical distancing dan terlihat menjabat tangan beberapa rekan setimnya.
Video tersebut juga menunjukkan pegawai Hertha yang melakukan uji swab dengan prosedur yang dianggap tidak tepat ke pemain bernama Jordan Torunarigha.
"Seperti yang bisa terlihat, tes tidak dilakukan dengan benar," tutur Ulrich Gruenewald dari majalah sains WDR Quarks seperti dikutip dari Sportschau.
Baca juga: Benteke: Rayakan Gol dengan Physical Distancing, Setiap Pemain akan Jadi Robot
"Olesan ke tenggorokan dilakukan terlalu cepat yang bisa berarti material virus kurang terserap."
Media sama mengutarakan bahwa penilaian tersebut hanya dari yang terlihat di video dari Kalou dan belum bisa dibilang menggambarkan keseluruhan proses pengambilan tes swab di klub.
Satu hal lagi yang bisa mengganggu keabsahan hasil tes adalah sang pegawai terlihat menyentuh lidah dengan stik sama untuk mengambil sampel di rongga mulut.
"Hal ini berarti bahwa beberapa material virus dapat lepas dari stik dan sampelnya bisa tercampur," tutur Gruenewald lagi.
"Dengan tipe sampling seperti ini, akan ada kemungkinan besar hasil yang keluar di laboratorium bakal keliru. Konsekuensi terburuk: Tesnya bisa negatif tetapi orang tersebut terinfeksi dan dapat menularkan virus," ujarnya.
Baca juga: Hasil Tes Tim Utama Negatif, Inter Milan Kembali Latihan
Hal lain yang juga mendapat perhatian adalah mengenai pihak pemeriksa hasil tes.
Syarat ini memang tertera di panduan operasional DFL (penyelenggara Liga Jerman) yang mengatakan bahwa setiap dokter senior tim bertanggung jawab terhadap pemeriksaan dan dokumentasi hasil tes.
Sportschau mengutarakan bahwa hal ini menjadi sorotan karena FC Koeln mengklaim kalau hasil tes mereka yang diperiksa oleh laboratorium independen secara konsisten mengeluarkan hasil negatif.
Hal ini ditambah dengan video yang keluar dari kubu Hertha Berlin mengeluarkan kecurigaan bahwa hasil tes bisa terpapar kesalahan karena prosedur pengujian yang tidak akurat.
"Sistem ini berjalan berdasarkan kepercayaan terhadap para petugas penguji di klub dan laboratorium terkait," tutur Arne Steinberg dari pusat penelitian Correctiv yang biasa berurusan dengan doping di sepak bola.
Baca juga: Premier League Ancam Degradasi Tiga Klub Buntut Liga Inggris
"Bisa jadi, semua pihak berada dalam tekanan untuk tidak membahayakan keberlanjutan sisa musim sehingga manipulasi dapat saja terjadi."
Hal penting lain adalah DFL memegang hak mutlak untuk mengumumkan hasil tes dengan klub-klub tidak boleh membuat pengumuman independen terkait kasus positif ke pers.
DFL berargumen hal ini perlu dilakukan karena setiap kasus perlu diverifikasi dan rute penyebaran harus didokumentasikan.
Bundesliga dijadwalkan bergulir kembali pada 16 Mei 2020 setelah mendapat persetujuan dari pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.